Selasa 17 Jan 2017 14:00 WIB

Trump: NATO Usang

Red:

WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, NATO merupakan barang usang baginya karena NATO tak bisa mencegah serangan teror. Meski demikian, NATO merupakan aliansi militer yang masih sangat penting.

"NATO itu barang usang. NATO barang usang karena tak bisa mencegah dan mengatasi serangan teror," katanya, yang dimuat Times of London, Ahad, (15/1).

Ini menjadi wawancara pertama Trump dengan media Inggris, serta media Jerman yang diwakili Bild. Trump mengaku mendapatkan serangan panas selama dua hari akibat perkataannya. "Namun akhirnya mereka berpikir, Trump ada benarnya juga."

Selama ini, banyak anggota NATO yang tak membayar secara adil atas proteksi yang dilakukan oleh Amerika Serakat kepada negara mereka. Banyak anggota negara NATO tak membayar sesuai ketentuan yang seharusnya mereka bayarkan.

"Saya pikir negara-negara itu berlaku sangat tidak adil terhadap Amerika. Perlu diketahui, hanya lima negara anggota NATO yang membayar sesuai dengan ketentuan, lima itu tidak banyak," ujar Trump.

Terkait Rusia, Trump mengatakan akan menawarkan kesepakatan mengakhiri sanksi terhadap Rusia yang dijatuhkan pemerintahan Presiden Barack Obama. Ia mengatakan, hal itu dapat dilakukan apabila Moskow berjanji mengurangi jumlah senjata nuklir yang negara itu miliki.

Miliuner itu mengatakan hendak segera membicarakan penawaran dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. "AS menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Rusia dan saya ingin melihat lebih dulu apa mungkin melakukan transaksi yang baik dengan mereka," ujar Trump dalam sebuah wawancara, dilansir Times of London, Ahad (15/1).

Trump mengatakan, senjata nuklir menjadi salah satu hal yang harus dikurangi secara substansial. AS dan Rusia selama ini menjadi negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Negeri Paman Sam memiliki setidaknya 1.367 hulu ledak nuklir yang ditempatkan di rudal strategis dan bom. Sementara, Rusia memiliki 1.796 hulu ledak yang tercatat oleh Departemen Luar Negeri AS.

Trump sebelumnya mengatakan, AS harus memperbaiki hubungan dengan Rusia. Ia kemudian mendapatkan sejumlah kritik keras mengingat Moskow selama ini dinilai menjadi ancaman terbesar negaranya dalam berbagai hal.

Kritik Merkel

Trump juga mengkritik Kanselir Jerman Angela Merkel. Menurut dia, Merkel telah melakukan kesalahan dalam menangani migran di negaranya. Hal itu, menurut dia, merupakan sebuah bencana yang berdampak besar, termasuk bagi Uni Eropa.

Selama ini, ia menilai Jerman sebagai salah satu negara yang memiliki peran besar untuk Uni Eropa. Karena itu, kepemimpinan Merkel begitu penting untuk diperhatikan.

"Jika Anda melihat Uni Eropa, pada dasarnya itu adalah kendaraan untuk Jerman dan saya pikir dia (Merkel—Red) membuat satu kesalahan besar dengan menampung banyak migran," ujar Trump dalam sebuah wawancara, dilansir BBC, Senin (16/1).

Merkel sebelumnya mengambil kebijakan untuk membuka pintu bagi para migran pada 2015 lalu. Sebagian besar mereka datang dari negara-negara yang dilanda konflik, seperti Suriah, Afghanistan, serta Afrika, lalu mencari suaka di Jerman.

Eropa telah dilanda krisis migran dengan kedatangan para pengungsi dalam jumlah besar ke daratan benua itu. Masing-masing negara yang termasuk dalam Uni Eropa juga memiliki kebijakan dalam menangani hal ini.

"Saya percaya jika negara-negara Uni Eropa tidak dipaksa mengambil semua pengungsi dalam jumlah banyak mengingat semua masalahnya," kata Trump.

Trump menjelaskan, jika kebijakan untuk mengambil banyak migran tidak menjadi pertimbangan Uni Eropa maka kemungkinan Inggris tetap akan berada dalam organisasi supranasional itu. Namun, pada kenyataannya tidak demikian dan negara tersebut memiliih untuk keluar.

"Saya berpikir Brexit (British Exit—Red) tidak akan pernah terjadi seperti saat ini jika tidak ada masalah kebijakan migran Uni Eropa," jelas Trump.     rep: Dyah Ratna Meta Novia, Puti Almas/reuters, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement