Ahad 15 Jan 2017 16:00 WIB

PBB Desak Eropa Bantu Migran

Red:

JENEWA -- Para pengungsi dan migran hidup dalam kesulitan menghadapi suhu dingin ekstrem yang melanda sejumlah negara di Eropa. Karena itu, Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNHCR mendesak pemerintah di negara-negara memberikan bantuan tambahan bagi mereka daripada menekan mereka dengan kasar untuk kembali dari perbatasan.

Ini adalah persoalan menyelamatkan nyawa, bukan tentang mempertahankan kebijakan birokrasi. Situasi yang menakutkan kini di Yunani," ujar juru bicara PBB bidang anak-anak, UNICEF, Sarah Crowe, dalam pertemuan rutin PBB di Jenewa, Jumat (13/1).

Dalam pertemuan itu, juru bicara UNHCR Cecile Pouilly memerinci, lima orang migran tewas sampai saat ini akibat cuaca dingin dan sekitar seribu orang lagi tinggal di penampungan dan tenda-tenda di Pulau Samos, Yunani, tanpa pemanas suhu. Dia meminta agar para migran dipindahkan ke tempat penampungan yang lebih baik.

Sementara, juru bicara Organisasi Migrasi Internasional (IOM) Joel Millman mengatakan, pergerakan pengungsi menyeberangi wilayah Mediterania mulai lagi pada 2017 dan telah menelan 27 korban jiwa sampai saat ini.

Ribuan migran di Balkan juga terkena dampak cuaca dingin ekstrem ini karena mereka banyak yang masih tinggal di tenda-tenda dengan minimnya pemanas suhu. Beberapa dari mereka tak bertahan hidup, kata UNHCR, karena dingin dan kelelahan di Bulgaria.

Badai salju dan cuaca dingin yang ekstrem memang tengah melanda Eropa Barat. Sejumlah rumah rusak, pohon tumbang, pemadaman listrik, dan sejumlah fasilitas transportasi terganggu.

Di Prancis pemadaman listrik memengaruhi lebih dari 237 ribu rumah saat badai Egon menyapu Normandia dan wilayah utara Paris, dikutip dari BBC, Jumat (13/1). Badai ini bergerak ke selatan Jerman dan Bavaria Utara. Pemadaman listrik dan kemacetan lalu lintas terjadi di sana. Bahkan, beberapa perguruan tinggi di Prancis terpaksa membatalkan kelas. Badai yang sama juga merusak gereja katedral di Soissons, utara Prancis.

Angin dan salju di Jerman juga memaksa maskapai Lufthansa membatalkan 125 penerbangan di Bandara Frankfurt. Sementara, operator kereta api Jerman Deutsche Bahn juga menetapkan batas kecepatan 200 km/jam untuk kereta cepat ICE. Hal ini berdampak pada beberapa penundaan perjalanan.

Kondisi yang terjadi di seluruh Eropa telah menewaskan lebih dari 65 orang. Polandia dan banyak bagian di tenggara Eropa, termasuk Rumania, Bulgaria, Yunani, dan Turki Barat juga terancam badai salju dan suhu dingin yang ekstrem.   rep: Crystal Liestia Purnama, Melissa Riska Putri/ap, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement