Senin 02 Jan 2017 15:00 WIB

Korea Utara Siap Uji Coba Rudal ICBM

Red:

PYONGYANG -- Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, Ahad (1/1), uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) akan dilakukan segera. Persiapan yang dilakukan negara itu saat ini dilaporkan semakin dekat.

Rudal jarak jauh yang hendak diuji coba kali ini disebut mampu membawa hulu ledak nuklir. Kim menyampaikan pengumuman peluncuran tersebut sebagai bagian dari pesan tahun baru dari negara terisolasi itu.

"Penelitian dan pengembangan peralatan telah dilakukan secara aktif, persiapan uji peluncuran roket ICBM saat ini sedang dalam tahap akhir," ujar Kim dalam sebuah pidato yang disiarkan di stasiun televisi Pemerintah Korut, dilansir BBC, Ahad (1/1).

Sepanjang 2016, Korut telah melakukan sejumlah uji coba senjata nuklir dengan berbagai macam jenis. Dimulai dari menggunakan bom hidrogen, satelit, hingga rudal jarak jauh.

Termasuk salah satunya yang dikatakan berhasil dan terbesar yaitu bertepatan dengan puncak acara KTT G-20 di Hangzhou, Cina, pada 5 September lalu. Baru-baru ini, Korut juga mengklaim telah memiliki serangkaian terobosan rudal. Senjata itu diklaim telah dikembangkan secara luas dan mampu menjangkau hingga ke Amerika Serikat (AS) saat diluncurkan.

Meski demikian, seorang pejabat senior militer AS mengatakan, masih ada hambatan teknologi yang terjadi dalam pengembangan rudal. Karena itu, Korut dinilai belum mampu menghasilkan senjata nuklir seperti yang diklaim negara itu.

Rudal balistik yang disebut dapat mencapai AS dikenal dengan jenis Musudan. Senjata itu dirancang untuk terbang sekitar 3.000 kilometer atau 1.860 mil.

Korut telah berada di bawah sanksi keras Dewan Keamanan PBB sejak 2006 lalu. Negara itu menolak perundingan internasional seperti yang diminta dan memilih tetap melanjutkan pengembangan senjata dan rudal nuklir yang disebut dibutuhkan Korut sebagai alat pertahanan.

Sanksi diperketat sejak September lalu. Dua negara tetangga Korut, Korea Seatan (korsel) dan Jepang, juga menjatuhkan sanksi terbaru menyusul resolusi Dewan Keamanan PBB.

Kecaman internasional terus berdatangan disusul dengan rencana penambahan sanksi dari beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB, salah satunya AS. Bersama dengan Korsel, kedua negara juga menyebarkan sistem pertahanan rudal di wilayah Semenanjung Korea yang dikenal dengan sebutan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).

Pejabat senior intelijen AS mengatakan, presiden terpilih AS Donald Trump akan melakukan pertemuan rahasia dengan pihak Korut untuk membahas masalah nuklir. Selama ini, program senjata itu menarik perhatian penasihat keamanan nasional yang ditunjuk dalam pemerintahan baru AS, Michael Flynn.

Seorang mantan perwira militer Korut yang membelot, An Chan-il, juga mengatakan, Kim akan mempertimbangkan komentar Trump mengenai program senjata nuklir tersebut. Nantinya, potensi kepentingan kedua belah pihak akan terlihat dan menentukan uji ICBM tetap dilakukan atau tidak.

"Jika Trump datang dan Korut tidak mendapatkan sinyal baik terhadap hubungan dua negara ke depan, itu akan menjadi alasan ICBM diluncurkan," jelas An. rep: Puti Almas reuters ed:  Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement