Kamis 01 Dec 2016 13:00 WIB

Mikhail Y Galuzin, Duta Besar Rusia untuk Indonesia: RI dan Rusia Percaya Pada Penyelesaian Damai (1)

Red:

Peran Rusia di pentas internasional semakin mendapatkan sorotan belakangan ini. Ternyata, ada sejumlah persamaan yang dimiliki Rusia dan Indonesia di bidang kebijakan politik luar negeri kedua negara. Hal itu diungkap dalam perbincangan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y Galuzin yang bertugas di Indonesia sejak 2012. Berikut petikan perbincangannya dengan wartawan Republika, Lida Puspaningtyas dan Yeyen Rostiyani, Rabu (30/11).

Bagaimana gambaran Anda tentang hubungan bilateral Rusia dan Indonesia?

Kami puas dengan hubungan bilateral antara dua negara hingga saat ini. Stimulasi lebih jauh telah dilakukan saat pertemuan Presiden Vladimir Putin dengan Presiden Joko Widodo di Sochi. Rusia dan Indonesia punya dasar kuat dalam berhubungan bilateral.

Ada persahabatan yang berawal sejak dahulu. Rusia menjadi salah satu negara yang mendukung kedaulatan Indonesia. Saya sangat terharu saat teman Indonesia saya mengatakan Indonesia selalu mengingat dukungan dari Rusia selama perjuangan beberapa dekade lalu. Kita juga memiliki hubungan konstruktif, dasar persamaan yang kuat dan itu sangat membantu.

Di lain pihak Rusia juga menikmati dukungan dari Indonesia, seperti pemahaman yang sama dalam menilai isu. Kita sama-sama memiliki kepercayaan untuk tidak mencampuri urusan negara lain. Kita percaya harus ada penyelesaian damai untuk semua isu internasional. Kita menghormati integritas wilayah sehingga tidak menggunakan kekuatan pasukan. Ini adalah basis kuat dalam membangun hubungan dalam isu internasional.

Indonesia dan Rusia juga bekerja sama dengan baik dalam mendorong perdamaian dan stabilitas. Rusia sangat menjanjikan bagi Indonesia, begitu juga sebaliknya. Kita punya hal untuk sama-sama dieksplorasi. Kami selalu siap jika Indonesia mengajukan permintaan kerja sama.

Apa sektor yang paling potensial bagi kerja sama bilateral Indonesia dan Rusia?

Dalam hal bilateral kita tentu kuat dalam bidang ekonomi. Ada pertemuan rutin antara otoritas kita untuk mendiskusikan peluang dan kesepakatan. Seperti pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Rusia Denis Manturov.

Saat ini, pelaku bisnis Rusia juga lebih aktif dan lebih dekat dengan pebisnis di Indonesia. Kami membahas banyak hal di bidang industri. Salah satu proyek yang cukup besar adalah pembahasan soal minyak dengan Pertamina. Selain itu, masih ada diskusi soal pembangkit listrik, sistem kereta di Kalimantan juga Jawa.

Kami juga memiliki banyak pesawat sipil yang bisa dimanfaatkan Indonesia. Selain itu, di bidang pendidikan yang sangat menjanjikan. Kami punya ratusan beasiswa yang ditawarkan. Juga di bidang pertukaran budaya.

Bagaimana kerja sama di sektor pertahanan?

Bulan Oktober lalu, Rusia ikut dalam pameran Indo Defence 2016 di Kemayoran. Saat itu, kami memamerkan kekuatan pertahanan dari Rusia. Kami benar-benar bisa menawarkan kepada Indonesia kekuatan pertahanan untuk kepentingan Indonesia, seperti dalam menjaga integritas wilayah. Jika Indonesia mengajukan permintaan, tentu kami akan merespons dengan baik. Kami harap kerja sama yang terjadi sekarang akan terus berlanjut. Karena kami siap membantu meningkatkan kapabilitas pertahanan Indonesia. Seperti misalkan untuk jet tempur, helikopter. Sejauh ini kita dalam dialog yang baik dan berharap akan terus berlanjut.

Apa tantangan terbesar dalam menjalin kerja sama Indonesia dan Rusia?

Kita selalu punya kapasitas untuk memanfaatkan potensi yang besar, kita siap untuk memanfatkannya untuk kepentingan rakyat kita. Saya tidak lihat tantangan lain. Pemerintah Indonesia sangat ramah pada bisnis Rusia. Di bidang political will juga tidak ada tantangan. Tantangannya adalah ada potensi yang besar yang harus kita terus gali bersama.

Apa peran Anda yang diharapkan dari Indonesia di ranah  internasional?

Indonesia memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan dan tidak. Kami tidak ingin mencampuri keputusan politis Indonesia. Tapi, tentu kami ingin melihat hubungan yang terus berlanjut, lebih banyak kerja sama terutama di dalam investasi di kedua belah pihak.

Selain itu, di bidang keamanan. Kami puas dengan kerja sama sekarang dan melihat ada lebih banyak prospek. Kita selalu berniat menjadi lebih dekat karena menyadari banyak kesamaan prinsip. Kita selalu siap untuk memperjauh dan memperdalam hubungan juga di dalam kerja sama di wilayah.

Rusia dan Amerika Serikat (AS) adalah dua negara besar di dunia. Bagaimana prospek hubungan kedua negara setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS?

Pandangan saya, sikap yang dideklarasikan Donald Trump selama kampanye itu jauh lebih positif dan konstruktif daripada kebijakan Presiden Barack obama. Kebijakan pemerintah Obama sebelumnya telah membuat hubungan AS dan Rusia berada di level terbawah dalam sejarah hubungan kedua negara.

Sementara itu, Trump dalam kampanyenya mendeklarasikan pernyataan yang lebih positif. Ia mengatakan tertarik untuk bekerja sama dengan Rusia, khususnya di bidang memerangi teroris. Saat ini hubungan AS dan Rusia sangat kurang. AS membekukan semua dialog dan kerja sama. Sementara, Trump memberi sinyal positif bahwa ia mungkin berada di posisi berbeda.

Putin dan Trump telah mengadakan kontak pekan lalu. Kami melihat ada kemungkinan peningkatan. Kami tentu menerima dan menghargainya. Ada lebih banyak alasan untuk berharap pada peningkatan daripada sebelumnya. Tapi tetap kami akan melihat dan menunggu sampai Trump menjabat sepenuhnya pada 20 Januari, apakah perkataannya soal hubungan lebih dekat bisa dikonfirmasi atau tidak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement