Sabtu 26 Nov 2016 21:19 WIB

NASA Lombakan Desain Baju Ruang Angkasa

Red: Arifin

National Aeronautics and Space Administration (NASA) tampaknya sangat sibuk menyiapkan teknologi pengiriman manusia ke Mars dan menyiapkan teknologi-teknologi lainnya sehingga Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) tersebut tidak menyadari tengah menghadapi masalah sederhana yang perlu ditangani. Salah satu masalah yang dihadapi NASA adalah bagaimana para astronaut bisa memiliki baju ruang angkasa yang bisa memudahkan mereka memenuhi panggilan alam, seperti buang air besar dan kecil.

Astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama ini sangat terikat dengan baju ruang angkasa yang mereka kenakan saat bekerja di luar stasiun. Jika ingin buang air, bukan hal yang mudah bagi mereka untuk pergi ke kamar mandi dan melepaskan pakaian tersebut.

Solusi saat ini, baju ruang angkasa dilengkapi dengan bantalan penyerap, seperti popok dalam bentuk besar. Namun, solusi itu hanya dirancang bagi astronaut untuk menjalankan tugas yang singkat di luar ISS.

Dalam keadaan darurat, astronaut dipaksa mengenakan pakaian yang penuh dengan kotoran mereka selama beberapa hari. Hal itu berpotensi menyebabkan infeksi atau bahkan sepsis dari limbah sekresi yang menumpuk.

"Untuk melakukan perjalanan ke bulan dan Mars, kita akan menghadapi banyak masalah untuk dipecahkan. Sebagian besar dari itu adalah masalah teknis yang sangat kompleks. Namun, ada juga yang sederhana seperti bagaimana kita buang air di ruang angkasa," ujar astronaut NASA, Rick Mastracchio, dilansir Daily Mail.

Untuk mengatasinya, NASA telah meluncurkan sebuah kompetisi desain baju ruang angkasa yang dapat mengatasi limbah sekresi manusia. NASA secara khusus menyediakan dana sebesar 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 39 juta untuk desainer dengan desain terbaik.

Dengan sistem pengelolaan limbah di dalam baju ruang angkasa, para astronaut diharapkan mampu bekerja lebih lama di luar ISS. Baju bisa membersihkan kotoran sampai para astronaut selesai bekerja, kembali ke ISS, dan menemukan kamar mandi.

Saat ini, astronaut di ISS buang air di kamar mandi dengan menggunakan sistem isap. Mereka menggunakan pembatas di kursi, yang menjamin tidak ada limbah dapat tercecer terbang saat mereka selesai buang air. Beberapa limbah sekresi dibawa kembali ke bumi, sedangkan sisanya terbakar di atmosfer bumi.

Hasil kompetisi paling lambat dikumpulkan pada 20 Desember mendatang. Desain-desain yang terpilih akan digunakan dan diuji coba NASA selama tiga sampai empat tahun.    Oleh Fira Nursya’bani, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement