Ahad 06 Nov 2016 16:39 WIB

Hillary Clinton Coba Amankan Suara

Red: Firman

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengadakan rapat umum di beberapa negara bagian yang selama ini menjadi mayoritas pendukung partai itu. Hal ini dilakukan menyusul jajak pendapat yang menunjukkan saingannya, Donald Trump, dari Partai Republik, memperoleh tambahan suara. 

Sebanyak 37 juta suara awal untuk pemilu AS telah diberikan. Tim kampanye Clinton saat ini disebut berkonsentrasi agar pendukung Partai Demokrat tidak memiliki keraguan dan mengikuti pemilihan umum (pemilu) yang digelar 8 November mendatang. 

Baik Clinton maupun Trump melakukan kampanye pada pekan terakhir menjelang pemilu di banyak negara bagian AS. Keduanya saling meluncurkan serangan untuk meyakinkan pendukung mereka. 

Contohnya, Trump berkampanye di New Hampshire yang menyampaikan kepada pendukungnya bahwa Clinton akan membawa AS kepada ancaman terorisme. Itu disampaikan, karena saingannya diyakini menetapkan kebijakan yang mengizinkan pengungsi masuk ke negara itu. Saya yakin akan ada 550 persen peningkatan pengungsi, khususnya dari Suriah, yang datang ke AS dan ini berarti rencananya membuat terorisme, ektremisme, dan radikalisme menyebar dengan mudah, ujar Trump, dilansir BBC, Sabtu (5/11). 

Sementara itu, Clinton yang mengikuti kampanye di Pittsburgh, Pennsylvania, mengatakan, Trump adalah sosok yang tidak layak untuk Gedung Putih. Anda semua tahu bahwa Trump tidak layak, karena bagaimana temperamen yang dia miliki serta komentar pandangannya yang meremehkan perempuan dan kaum minoritas, kata Clinton. 

Sebuah jajak pendapat nasional dalam sepekan terakhir menjelang pemilu menunjukkan, Trump memperoleh dukungan cukup besar di beberapa negara bagian yang sebelumnya didominasi Clinton. Salah satunya di Ohio, yang berperan penting sebagai medan utama pertempuran dalam pemilihan. 

Sementara itu, Clinton memimpin dengan margin kecil di Pennsylvania. Istri dari Bill Clinton itu mengadapi beberapa hari terakhir yang cukup sulit setelah FBI menunjukkan surat elektronik (surel) yang berhubungan dengan penggunaan server e-mail pribadinya saat menjabat sebagai menteri luar negeri AS. 

Perempuan berusa 68 tahun itu mengatakan, penemuan terbaru FBI ini tidak akan mengubah apa pun. Meski kritik datang kepadanya, ia menekankan bahwa dia sepenuhnya bersih dari tindakan melanggar hukum. 

Jajak pendapat juga menunjukkan Trump berhasil meraih simpati di sejumlah negara bagian yang masih belum memutuskan sikap mereka atau dikenal sebagai swing states. Sementara, perolehan Clinton menurun dalam beberapa hari terakhir ini.  

Sementara itu, Trump dilaporkan mendapat suntikan dana segar dari sejumlah miliuner di swing states. Miliuner, Robert Mercer, misalnya, tiba-tiba memasang iklan untuk Trump di NBC senilai 40 ribu dolar AS. Sedangkan, impotir berlian, William Doddridge, membeli slot iklan senilai 187 ribu dolar AS di stasiun televisi yang sama. 

Kampanye Obama

Di sejumlah negara bagian AS, Presiden Barack Obama menggelar kampanye dalam dukungannya terhadap mantan menlunya, Clinton. Di Fayetteville, North Carolina, pada Jumat, Obama menanggapi para pendukung Trump. Mereka menyebutkan Presiden AS hanya membuat alasan atau penilaian atas perkataan Trump tentang kandidat saingannya. 

C'mon man (ayolah-red). Kita tidak bisa berpikir sesuatu hanya karena dia sepakat dengan Anda atas sejumlah isu kebijakan atau karena Anda frustrasi dengan pemerintah. Tidak masalah untuk memperlihatkan sikap seperti yang dia perlihatkan, kata Obama. 

Sehari sebelumnya di Miami, Obama mengkritik sikap Trump yang tidak dapat menerima pertunjukan Saturday Night Live. Pria ini lebih suka membatalkan acara itu, 'Saya tidak suka cara Alec Baldwin meniru saya.' Benarkah? ujar Obama. Maksud saya, hal itu yang mengganggu Anda dan Anda ingin menjadi presiden AS? C'mon, man. C'mon. 

Obama mengatakan, ia memfokuskan kampanye dukungannya di sejumlah negara bagian untuk menggalang para pemilih di sana. Negara-negara tersebut menjadi kunci pengumpulan suara bagi Clinton pada pekan ini. 

Juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, mengatakan, tentang kata 'C'mon, man' yang acap kali dilontarkan Obama dalam menanggapi para peserta yang menghadiri kampanyenya. Apakah kata itu sebagai frasa terbaru Obama untuk kampanye yang sebelumnya dia sering menggunakan 'Yes, We Can?' Schultz berkata, Saya pikir itu trending.

Frasa tersebut juga merupakan nama dari acara rutin di ESPN, salah satu jaringan televisi favorit Obama. Frasa itu memperlihatkan kekecewaan yang tidak hanya dirasakan Presiden, tapi juga dialami oleh para pemilih, kata Schultz.

Kekecewaan itu, contohnya adalah saat Schultz mengkritik sejumlah senator Republik yang berjanji akan menjegal apa pun perkembangan kasus Clinton di Mahkamah Agung jika istri Bill Clinton itu terpilih. rep: Puti Almas ap ed: Dewi Mardiani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement