Ahad 30 Oct 2016 17:00 WIB

Surel Clinton Kembali Diselidiki

Red:

NEW YORK -- Federal Bureau Investigation (FBI) mengirimkan surat kepada Kongres, Jumat (28/10), dan menyatakan akan kembali menyelidiki penggunaan surat elektronik (surel) pribadi Hillary Clinton. Kasus tersebut dinilai bisa merusak citra Clinton sebagai calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat tersebut.

Apalagi, penyelidikan akan dibuka kembali 11 hari sebelum pemilu. Sesuai jadwal, pemilu di AS akan  diselenggarakan pada 8 November mendatang. Direktur FBI, James Comey, mengatakan, FBI akan menyelidiki surel Clinton terkait ada atau tidaknya informasi yang bersifat rahasia atau berpengaruh terhadap kebijakan negara. Ia juga belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penyelidikan tambahan ini.

FBI telah menghabiskan sekitar satu tahun untuk menyelidiki penggunaan surel pribadi Clinton dari server tidak sah di rumahnya, Chappaqua, New York. Beberapa pesan rahasia Pemerintah AS ditemukan dalam surel tersebut.

Saat itu, Clinton masih menjabat sebagai menteri luar negeri AS, periode 2009-2013. Sementara ada bukti potensi pelanggaran statuta yang dilakukan Clinton mengenai penanganan informasi rahasia di surelnya. Namun, dalam pengadilan kita tidak ada jaksa yang akan membawa kasus seperti ini, kata Comey.

Meski ia tidak merekomendasikan adanya tuntutan pidana yang diajukan terhadap Clinton, rival Clinton dalam pemilu, Donald Trump, berulang kali meminta agar Clinton ditangkap karena telah melakukan tindakan kriminal. Kasus surel Clinton, kata dia, adalah skandal politik terbesar sejak kasus Watergate dan keadilan harus ditegakkan.

Trump bahkan mengatakan, Presiden AS Barack Obama juga turut andil dalam skandal surel Clinton. Menurut dia, Obama mengetahui semuanya mengenai kasus ini, sehingga dia juga harus segera diperiksa oleh FBI. Itulah mengapa dia (Obama) mendukung Hillary. Ia tidak ingin terseret, karena dia tahu semua tentang kasus itu. Berarti dia harus diselidiki, kata Trump.

Menanggapi tuduhan yang dilontarkan Trump, Gedung Putih menolak berkomentar. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, sebelumnya pernah mengatakan, Presiden Obama mengetahui alamat surel pribadi Clinton yang digunakan sebagai pengganti akun pemerintah. Namun, tidak mengetahui detail-detail lainnya.

Dalam konferensi pers, pada Jumat, di Des Moines, Iowa, Clinton mendesak Comey merilis rincian lebih lanjut tentang apa yang ditemukan FBI dalam penyelidikan itu. Selama ini, Clinton yang mengungguli Trump dalam sejumlah jajak pendapat, selalu menyakinkan warga AS bahwa dia adalah sosok yang jujur dan dapat dipercaya.

Saya yakin apa pun yang mereka temukan, tidak akan mengubah temuan pada Juli lalu. Itulah mengapa FBI wajib memberitahu kami apa yang terjadi, ujar Clinton.

Ia juga telah berulang kali meminta maaf karena menggunakan server surel pribadi di rumahnya. Bukan melalui akun surel pemerintah ketika bekerja sebagai menteri luar negeri. Menurut Clinton, dia tidak menyadari jika dia mengirim atau menerima informasi rahasia.

Ketua tim kampanye Clinton, John Podesta, menanggapi keputusan FBI yang ingin membuka kembali kasus ini dengan mengatakan FBI telah bekerja sangat luar biasa. Apalagi, ketika mengumumkan penyelidikan dalam waktu yang begitu dekat dengan pemilihan.

Menurut dia, Comey berutang kepada rakyat AS untuk memberikan rincian lengkap mengenai pemeriksaan lanjutan ini. Hingga saat ini, pemeriksaan tersebut belum jelas, akan memberikan dampak terhadap pemungutan suara atau tidak.

Ahli Pemilu dari Dartmouth College, Linda Fowler, mengatakan, 20 persen suara tidak akan mengalami perubahan. Mereka tahu dia (Clinton) melakukannya. Mereka tahu itu tidak pantas. Namun, sulit untuk mengatakan kasus itu akan membawa perbedaan besar, katanya.

Sejak berita penyelidikan muncul, bursa saham AS langsung menunjukkan penurunan tajam. Menurut Kepala Analisis Pasar di Phoenix Financial Service, Wayne Kaufman, menjelang pemilihan presiden AS, semua pihak sulit memprediksikan apa yang akan terjadi di bursa saham dalam beberapa minggu ke depan.

Kebanyakan telah memprediksi kemenangan Clinton, tetapi skandalnya muncul lagi ke permukaan. Pasar tidak senang dengan ketidakpastian ini, katanya, dikutip dari Market Watch.

Indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup anjlok sebesar 8,49 poin, atau 0,05 persen ke level 18.161,19. Sedangkan indeks saham S&P 500 SPX jatuh 6,63 poin, atau 0,3 persen ke level 2.126,41. Nasdaq Composite Index COMP juga turun 25,87 poin, atau 0,5 persen ke level 5.190,10.       rep: Fira Nursya’bani/reuters, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement