Kamis 27 Oct 2016 14:00 WIB

RI dan Australia Siap Tingkatkan Kerja Sama Intelijen

Red:

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas rencana kunjungannya ke Australia saat menerima Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop di Istana Merdeka, Rabu (26/10). Bishop tiba pukul 09.30 WIB, disambut hangat oleh Presiden Jokowi di ruang kredensial Istana Merdeka.

Keduanya kemudian melakukan pertemuan khusus didampingi Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Ini merupakan pertama kalinya Bishop secara khusus menemui Jokowi. Namun, sebelumnya, ia pernah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres.

Salah satu bidang kerja sama yang dibidik antara Indonesia dan Australia adalah memajukan kerja sama, antara lain pertukaran informasi intelijen.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, dalam kunjungannya nanti, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull akan membahas sejumlah kerja sama kedua negara dalam isu penanganan terorisme. Jokowi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Negeri Kanguru tersebut pada awal November mendatang.

"Kita akan saling berbagi informasi mengenai masalah legislasi nasional dalam konteks menangani terorisme," ucap Retno seusai pertemuan Jokowi dan Bishop.

Sebelumnya, menurut Retno, kedua negara juga sudah terlibat dalam sejumlah kerja sama yang berkaitan dengan upaya pemberantasan terorisme, misalnya dalam Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation, yang bertujuan untuk membangun kapasitas dalam upaya memberantas terorisme.

Selain itu, sambung Reno, kedua negara juga tergabung dalam MIKTA, yakni Malaysia, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Pekan lalu, MIKTA baru saja menyelenggarakan dialog antaragama yang bertujuan untuk memberantas paham-paham terorisme dan ekstremisme lewat pendekatan yang halus. "Ini dalam konteks menguatkan nilai-nilai toleransi," kata Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Julie Bishop menyebut hubungan kerja sama yang dimiliki Indonesia dan Australia terus menguat. Selain dalam konteks penanganan terorisme, kata dia, kedua negara juga memiliki kerja sama yang erat dalam sektor perdagangan dan pendidikan.

Hubungan antara Indonesia dan Australia beberapa kali sempat memanas. Pada April 2015 lalu, Australia sempat menarik duta besarnya dari Indonesia sebagai bentuk protes setelah dua warga negara mereka dieksekusi mati karena kasus kejahatan narkoba.

Pertemuan 2 + 2

Menurut siaran pers dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada Selasa (25/10), Bishop datang ke Jakarta dan Bali pada 26 hingga 28 Oktober. Selain bertemu Presiden Jokowi, Bishop juga akan bertemu sejumlah menteri kabinet Indonesia. Di antaranya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.

Pada Kamis (27/10), Bishop menghadiri acara Dewan Asosiasi Negara-Negara Pesisir Samudra Hindia (IORA) ke-16 di Bali. Acara ini merupakan pertemuan tingkat menteri yang menghimpun negara-negara sekitar Samudra Hindia.

"Dalam pertemuan ini saya akan menyoroti kepemimpinan Australia dalam inovasi, ekonomi biru, serta pemberdayaan ekonomi perempuan," jelas Bishop.

Sedangkan, pada Jumat (28/10) akan digelar pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan tahunan atau disebut dengan 2 + 2. Bishop bersama dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne bertemu dengan Retno dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Pertemuan 2 + 2 merupakan forum primer untuk memajukan dialog, serta kerja sama strategis dengan Indonesia termasuk bidang maritim dan strategi meningkatkan stabilitas di Laut Cina Selatan.

"Tahun ini pertemuan akan berfokus membahas peningkatan lebih lanjut mengenai kolaborasi antara Australia dan Indonesia yang sudah substansial, untuk memerangi terorisme dan ekstremisme kekerasan," ujar Bishop.      rep: Halimatus Sa'diyah, Puti Almas, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement