Kamis 29 Sep 2016 20:02 WIB

Shimon Peres Meninggal Dunia

Red: Arifin

Beberapa pemimpin dunia dijadwalkan akan hadir dalam pemakaman Peres pada Jumat (30/9).

 

YERUSALEM --- Mantan presiden Israel Shimon Peres meninggal dunia pada usia 93 tahun, Rabu (28/9) pukul 03.00 waktu setempat. Ia sempat dirawat se lama dua minggu di sebuah ru mah sakit di dekat Tel Aviv.

Kepergian Peres diumumkan oleh putranya, Chemi Peres, dan menantunya yaitu Rafi Walden.

Chemi mengatakan, mantan presiden yang juga salah satu pendiri Israel itu adalah seorang pekerja keras. 

"Dengan kesedihan mendalam, kami mengucapkan selamat tinggal untuk ayah tercinta kami.

Dia bekerja tanpa kenal lelah sejak hari pertama Israel didirikan hingga akhir hayat," ujar Chemi, dilansir the Times of Israel, Rabu. 

Peres dilarikan ke rumah sakit pa da 13 September lalu. Ia kemu dian didiagnosis terkena strok. Peres adalah presiden ke- 9 Israel dan sempat menjabat dua kali sebagai perdana menteri. Ia pernah dianugerahi Nobel Perda maian setelah menggagas Perjan jian Perdamaian Oslo 1993 bersa ma Perdana Menteri Israel Yitz hak Rabin dan Ketua Orga nisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat.

Peres lahir di Wiszniewo, Polan dia, dan bermigrasi ke Palestina pada 1934 saat berusia 11 tahun. Ia adalah pendiri Gerakan Pemuda Buruh-Zionis dan ang gota dari pasukan militer Yahudi sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

Sebagai seorang pejabat pertahanan, pada akhir 1950-an dan awal 1960-an Peres terlibat dalam pembentukan reaktor nuklir Israel di Dimona, di pusat prog- ram senjata nuklir Israel.

Dalam kariernya selama puluhan tahun, ia menduduki hampir setiap posisi yang signifikan da lam dunia politik Israel. Jabatan pertamanya adalah sebagai direktur jenderal Kemen teri an Pertahanan Israel pada 1920-an.

Ia terpilih bergabung ke parlemen Israel, Knesset, pada 1959.

Kabinetnya berfokus pada pertahanan, keuangan, dan urusan luar negeri. 

Beberapa pemimpin dunia dijadwalkan akan hadir dalam pemakaman Peres pada Jumat (30/9). Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Paus Fran siskus, dan Pangeran Charles dari Inggris adalah sebagian daftar pejabat asing yang direncanakan datang pada pemakaman Peres. Kementerian Luar Negeri Israel telah mengadakan rapat darurat untuk mengoordinasikan per siap an kedatangan para pe mimpin negara. Tokoh lain yang akan hadir adalah Presiden Jer man Joachim Ga uck, Presiden Prancis Fran cois Hollande, Per dana Men teri Ka nada Jus tin Trudeau, Per da na Menteri Aus tralia Mal colm Turn bull, Presi den Rumania Klaus Iohannis, Presiden Mek siko Enrique Pena Nieto, dan Pre siden Togo Faure Gnas singbe. 

Dua calon presiden AS, Donald Trump dan Hillary Clinton, juga akan hadir. Hillary akan dite mani suaminya, mantan presiden AS Bill Clinton.

Kedatangan para pemimpin du nia ke pemakaman Peres dipre diksi bersamaan dengan puncak lalu lintas di Bandara Ben- Gurion, tempat ratusan orang akan datang dan pergi dari Israel untuk memperingati Rosh Hasha nah (Tahun Baru Yahudi).

Peres kemungkinan akan dimakamkan di Gunung Herzl di Yeru salem, kuburan yang disedi a kan ne gara untuk para peting gi ne gara Israel yang telah wafat.

Pada Kamis (29/9), peti jenazah Peres akan ditempatkan di Knesset. Gerbang akan terbuka untuk masyarakat yang ingin memberikan penghor matan ter ak hir bagi Peres. Pema kamannya sendiri akan dilaku kan pukul 11.00 keesokan ha rinya. rep: Fira Nursya'bani, Puti Almas, Qommarria Rostanti/reuters/ap, ed: Yeyen Rostiyani

 

 

 

Ulah yang Diabaikan Barat

PUTI ALMAS Mantan presiden Israel Shimon Peres meninggal dunia pada usia 93, Rabu (28/9). Sosok Peres selama ini dinilai melambangkan perbedaan antara citra Israel di mata negara-negara Barat dan rea litas berdarah yang terjadi di Palestina. Ia selalu berkeras bahwa apa yang dila kukan oleh pasukan Zionis adalah murni sebagai tugas tanpa sedikit pun pelanggaran perang. 

Meski sejarah mencatat pertempuran berdarah dan tindakan keras yang dilakukan Israel terhadap Palestina, Peres membantah hal itu. Ia juga menekan kan bahwa tidak terjadi apa pun di ta nah yang diperebutkan Israel dan Palestina, bahkan jauh sebelum Israel terbentuk. 

Peres lahir di zaman modern Belarus pada 1923. Ia bersama dengan keluarganya pindah ke Palestina pada 1930.

Sebagai seorang remaja, ia bergabung de ngan Haganan, milisi yang bertanggung jawab untuk pembersihan etnik di wilayah-wilayah desa Palestina pada 1947 hingga 1949. 

Peres juga merupakan anggota dari 12 kabinet. Ia pernah menjalankan tugas sebagai menteri pertahanan, menteri luar negeri, dan menteri keuangan Israel. Di negara-negara Barat, Peres dikenal dalam perannya saat melakukan Perundingan Oslo 1993. Peranan itu juga membuatnya memenangi hadiah Nobel Perdamaian bersama dengan Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat. 

Namun, bagi Palestina serta negara- ne gara di Timur Tengah, citra Peres sangat jauh berbeda dengan reputasi yang ditonjolkannya, sekalipun di Barat ia disebut sebagai merpati yang tak ke nal lelah untuk mewujudkan perda mai an antara Israel dan Palestina. 

Dirangkum dari Middle East Monior (MEMO), inilah beberapa tindakan Peres:

1. Arsitek senjata nuklir Israel Antara 1953 dan 1965, Peres menjabat sebagai direktur umum Kementerian Pertahanan Israel dan kemudian sebagai wakil menteri pertahanan. Jabatannya saat itu membuat ia digambarkan sebagai arsitek dari program senjata nuklir Israel yang hingga saat ini berada di luar pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). 

2. Targetkan warga Palestina Peres memiliki peran penting dalam rezim militer Israel. Khususnya pada 1966, saat pihak berwenang melakukan pencurian tanah dan perpindahan warga ke wilayah yang bukan kekuasaan mere ka. Salah satu peraturan yang diterapkan olehnya juga membuat tanah- tanah yang dimiliki Palestina dijadikan zona militer tertutup Israel.

3. Dukung permukiman ilegal di Tepi Barat Proyek pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat disebut digagas Peres. Selama ia menjabat sebagai menteri pertahanan pada 1974-1977, sebagian besar bangunan diletakkan di atas tanah Palestina dengan dalih disita oleh perusahaan swasta. 

4. Pembantaian Qana Sebagai perdana menteri pada 1966, Peres memerintahkan dan mengawasi operasi Grapes of Wrath. Pasukan militer Israel menewaskan 154 warga sipil di Lebanon dan melukai 351 lainnya. 

5. Blokade Gaza Peres menjadi salah satu duta Israel yang menunjukkan ingin melakukan per damaian dengan Palestina. Meski demi kian, Jalur Gaza terus menjadi sasaran blokade, ditambah dengan hukuman ko lektif dan kebrutalan militer terhadap warga Palestina. 

6. Status negara Yahudi Peres mengatakan tetap mencoba mem pertahankan Israel sebagai negara Ya hudi pada 2014. Ia juga mengatakan, solusi dari perundingan damai harus me nguntungkan kepentingan agar etnik mayoritas Israel itu tidak tersingkirkan.

"Prioritas pertama adalah melestarikan Israel sebagai negara Yahudi, itulah tujuan kami," ujar Peres. 

Ia juga pernah menggambarkan Pales tina sebagai pihak yang mengor bank an diri atas kesalahan yang tak perlu dila kukan. Hal itu mengacu pada sikap Israel yang berkeras menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota secara utuh dengan wilayah yang tak terbagi.     rep: Puti Almas, ed: Yeyen Rostiyani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement