Senin 26 Sep 2016 14:00 WIB

Duterte Minta Dunia tidak Ikut Campur

Red:

MANILA — Filipina menegaskan, Presiden Rodrigo Duterte memiliki mandat "khusus" untuk menangani kejahatan narkoba. Karena itulah, mereka meminta agar dunia tidak ikut campur dalam urusan Duterte mengatasi masalah narkoba. Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay di depan PBB, Sabtu (24/9).

"Tindakan kami tak ayal telah menarik perhatian seluruh masyarakat kami dan dunia dengan alasan yang salah. Kami mendesak agar semua orang mengizinkan kami menangani masalah dalam negeri kami untuk mencapai tujuan nasional tanpa ada campur tangan yang tidak perlu," ujar Yasay di depan sidang tahunan Majelis Umum PBB, seperti dilansir Reuters, Ahad (25/9).

Yasay menyatakan, pemerintahan Duterte bertekad untuk membebaskan Filipina dari korupsi dan kejahatan narkoba mulai dari produksi, distribusi, hingga penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut.

Duterte meraih kemenangan besar dalam pemilu pada 9 Mei lalu lantaran bertekad untuk menumpas tuntas seluruh kejahatan narkoba di negerinya. Wujud dari tekad tersebut, pihak kepolisian mengungkapkan, dalam kurun waktu 11 pekan, hampir 3.000 orang tewas dalam perang Duterte melawan narkoba. Angka tersebut merupakan hasil koreksi dari pernyataan sebelumnya yang menyebutkan ada 3.800 orang yang terbunuh dalam operasi penumpasan tersebut pekan lalu.

Aksi penumpasan itu mengundang kecaman dunia internasional, termasuk dari PBB, yang memicu reaksi keras dari pihak Duterte.

Sebelumnya, Duterte sempat mengecam Sekjen PBB Bank Ki-moon dan Uni Eropa seraya mengundang mereka untuk datang menyelidiki sendiri cara penumpasan yang dilakukannya.

Yasay menyebutkan, Duterte meraih mandat yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya lantaran nyaris seluruh masyarakat atau sekitar 92 persen pemilih sepakat dengan tindakannya tersebut. Karena itulah, Duterte merasa harus memenuhi "panggilan suci" untuk menuntaskan semuanya. "Bagi dia, kepercayaan tersebut amat suci sehingga tidak dapat diabaikan. Bagaimanapun caranya semua harus diselesaikan," ujar Yasay.

Sosok Duterte sendiri memang terbilang kontroversial. Tidak hanya aksi penumpasan narkoba yang terkesan sadis, gaya Duterte yang menghina banyak orang, mulai dari Presiden AS Barack Obama hingga Paus, menarik perhatian warga Filipina.

Namun, di sisi lain, juga mencemaskan negara lain, termasuk AS, yang menganggap Manila sebagai mitra utama di Asia, terutama untuk menghadapi kekuatan Cina. Padahal, beberapa pengamat memprediksi Duterte harus menjalin kerja sama dengan negara lain selain AS, termasuk juga menjalin hubungan yang lebih baik dengan Cina. Agaknya ini memang sejalan dengan kebijakan luar negeri Filipina.

Yasay menyatakan, nilai utama dalam konstitusi Filipina berupa mandat untuk mewujudkan kebijakan luar negeri yang independen sehingga dapat mendorong kepentingan nasional.   Oleh Endah Hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement