Jumat 26 Aug 2016 14:00 WIB

Italia Berpacu dengan Waktu

Red:

AMATRICE--Tim penyelamat terus melakukan operasi pencarian korban gempa di pusat Italia. Hingga Kamis (25/8), jumlah korban tewas telah mencapai 247 jiwa. Otoritas berpacu dengan waktu untuk menemukan korban-korban selamat.

Peralatan pendeteksi suara dan anjing pelacak dikerahkan untuk membantu pencarian. Tim pemadam kebakaran dan kru penyelamat menggunakan tangan kosong untuk mengangkat puing-puing bangunan yang sebagian runtuh.

Penggunaan alat berat dikhawatirkan merusak bangunan yang bisa jatuh menimpa korban-korban terjebak. Satu fokus utama pencarian adalah Hotel Roma di Amatrice. Hotel yang terkenal dengan makanannya itu sedang mengadakan festival makanan saat kejadian.

Wali kota Amatrice menduga ada sedikitnya 70 tamu yang tertimpa bangunan hotel. Namun, tim penyelamat mengatakan, sebagian orang telah berupaya melarikan diri. Gempa berkekuatan 6,2 SR itu berpusat di Kota Norcia, dekat Umbria, Rabu, sekitar pukul 03.00 waktu setempat.

Guncangan terasa hingga Bologna ke utara dan Naples ke selatan. Masing-masing 200 km dari pusat gempa. Sekitar 368 orang dilaporkan terluka. Sebagian dalam kondisi kritis. Diperkirakan masih banyak orang yang terjebak di reruntuhan. Sehingga, jumlah korban masih berpotensi mengalami peningkatan.

Juru bicara pemadam kebakaran, Luca Cari, berharap masih ada orang-orang yang selamat. Ia kemudian mengenang gempa pada 2009. Saat itu, ada satu korban selamat yang baru diangkat dari reruntuhan setelah 72 jam terkubur.

Gempa kali ini paling parah menimpa Amatrice dan Accumoli. Layanan perlindungan sipil Italia mengonfirmasi bahwa hingga Kamis, korban tewas mencapai 247 jiwa.

Badan Perlindungan Sipil juga membuat tenda untuk mengakomodasi penduduk yang kehilangan tempat tinggal. Ada sekitar 1.200 orang yang menghabiskan malam di luar. Di Amatrice, 50 anak-anak dan manula juga terpaksa mengungsi di fasilitas olahraga setempat.

"Malam ini akan jadi malam mimpi buruk," kata salah satu penduduk, Alessandro Gabrielli. Ia harus tidur di tenda bergabung dengan ribuan orang lainnya. Tenda dibangun di lahan terbuka, seperti lapangan dan tempat parkir.

Wali Kota Amatrice Sergio Pirozzi mengatakan, sebagian dari kota telah hancur. Banyak orang masih terjebak dan ada kekhawatiran akan longsor juga jembatan yang mungkin roboh.

Selain Amatrice, Kota Accumoli, Posta, dan Arquata del Tronto juga mengalami kerusakan parah. Cari mengatakan, sejumlah helikopter telah dikirimkan untuk menilai kerusakan. Sejumlah area di Accumoli dikenal sebagai area wisata.

Amatrice juga dikenal sebagai salah satu kota tercantik dan bersejarah di Italia. Otoritas menggunakan drone untuk mendapatkan gambaran kerusakan di kota. Sebagian besar kota telah rata dengan tanah.

Sebuah hostel di pegunungan Gran Sasso yang terkenal untuk pendaki mengatakan, batu-batu besar runtuh karena tremor. Seorang ahli geologi dari National Institute for Geophysics and Volcanology Italia, Gilberto Saccorotti, mengatakan, kawasan gempa punya sejarah panjang terkait aktivitas seismik.

"Tidak terlalu mengejutkan ada gempa yang kuat di sana," kata dia kepada Aljazirah. Menurut sepengetahuan Saccorotti, jalanan di sana sangat sempit. Jadi, jika satu jalur rusak, untuk menghubungkan wilayah, akan sangat sulit.

Selain itu, katanya, kedalaman gempa cukup dangkal, sekitar empat kilometer. Biasanya, kedalaman gempa bisa mencapai 10 km. Sehingga, kekuatan gempa skala 6,2 skala Richter bisa sangat mematikan.

Saccorotti mengatakan, sulit untuk memprediksi gempa susulan. Penduduk diminta tetap waspada dan siaga. Ratusan guncangan pascagempa telah tercatat sejak gempa mengguncang pada Rabu. Dua yang terbesar berkekuatan 5,1 SR dan 5,4 SR sebelum Subuh.

Kabinet Perdana Menteri Matteo Renzi menggelar rapat darurat pada Kamis untuk menentukan langkah lanjut dan membantu korban. "Hari ini adalah hari dengan air mata. Besok, kita akan bicarakan rekonstruksi," kata Renzi kepada reporter pada Rabu malam.

Institut gempa Italia, INGV, mengatakan, pusat gempa berada di dekat Accumoli dan Amatrice. Sementara, Italia terletak antara dua lempeng yang membuatnya satu dari beberapa negara dengan aktivitas seismik paling aktif di Eropa.

Terakhir kali Italia mengalami gempa berat, yaitu pada 2009. Gempa di pusat Kota L'Aquilla itu menewaskan lebih dari 300 orang. Sementara, gempa terparah Italia pada abad 20 adalah pada 1908. Yaitu, ketika gempa diiringi tsunami dan menewaskan sekitar 80 ribu orang di wilayah Reggio Calabria dan Sicily.     rep: Lida Puspaningtyas/reuters/ap, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement