Sabtu 23 Jul 2016 19:22 WIB

Gedung Putih Desak Malaysia Agar Transparan

Red: Arifin

Atas permintaan AS, pihak berwenang di Swiss telah menyita tiga lukisan karya Van Gogh dan Monet.

 

WASHINGTON DC -- Gedung Putih, Kamis (21/7), mendesak Malaysia agar menunjukkan tata kelola pemerintahan yang baik dan iklim bisnis yang transparan. Sehari sebelumnya, sejumlah jaksa Amerika Serikat (AS) berjanji akan memproses secara hukum dan menyita aset senilai 1 juta dolar AS yang diduga dibeli dengan uang 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

"Untuk kepentingan bisnis bagi mereka yang mempertimbangkan untuk melakukan usaha di Malaysia, mereka tentu mencari tanda- tanda adanya iklim usaha yang bagus," ujar juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dalam media brifing, Kamis.

Pemerintah Malaysia, ujar Earnest, "Seharusnya dengan jelas bersikap tegas bahwa mereka berkomitmen pada transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik, juga pada aturan yang mendorong kepercayaan orang yang ingin berinvestasi di Malaysia yang perekonomiannya tumbuh pesat."

Menurut Earnest, pada akhir 2015 Presiden AS Barack Obama berbicara kepada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengenai pentingnya transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik. 

Sementara, tuntutan perdata yang diajukan para jaksa AS soal 1MDB kemungkinan akan menjadi batu sandungan bagi Malaysia dan AS. Apalagi, Malaysia semakin dekat dengan AS beberapa waktu terakhir. Namun, menurut seorang staf ahli Kongres AS, langkah para jaksa itu tidak terlalu mengejutkan. 

"Masalah itu menjadi keprihatinan sejak lama. Korupsi di Malaysia adalah masalah serius," ujar sang staf.

Najib sempat menjadi pengawas 1MDB. Namun, sejauh ini tidak ada satu pun dakwaan ditujukan kepada Najib. Terkait skandal 1MDB ini, Najib berjanji pemerintahannya akan bekerja sama sepenuhnya dengan para penyelidik internasional. Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman bertemu Duta Besar AS untuk Malaysia, Joseph Yun, pada Kamis untuk membahas tuntutan pada jaksa AS soal 1MDB. 

"Malaysia amat menghargai hubungan bilateral dengan AS dan menyerukan kepada AS agar menghargai berbagai langkah yang telah dilakukan Pemerintah Malaysia dalam menangani masalah 1MDB," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia, Kamis. 

Sementara, Jaksa Agung Malaysia Apandi Ali mengungkapkan "keprihatinan mendalam atas segala dugaan atau tudingan" terhadap Najib. Menurut Apandi, tak satu pun penyelidikan internasional yang telah dilakukan pada 2015 yang menunjukkan adanya penyalahgunaan dana 1MDB.

Bagi AS sendiri, penyelidikan atas dugaan penyalahgunaan 1MDB ini adalah serangkaian masalah terbesar yang pernah ditangani Kleptocracy Asset Recovery Initiative, sebuah lembaga di bawah Kementerian Kehakiman AS. Lembaga tersebut bertugas mencari bukti terkait korupsi di luar AS.

Menurut juru bicara Kementerian Kehakiman AS, Peter Carr, setiap aset yang disita tidak akan bisa dijual atau ditransfer oleh pemi liknya. Setiap keuntungan berjalan dari aset tersebut akan ditahan sampai perkara hukumnya selesai.

"Kami akan menjualnya dan jika memungkinkan dan layak, maka akan menggunakan hasil penjualan itu untuk kepentingan para korban di Malaysia," kata Carr melalui surat elektronik.

Aset yang dicari dan kemungkinan akan disita para jaksa AS meliputi lukisan-lukisan karya Vincent van Gogh dan Claude Monet, jet pribadi film terkenal the Wolf of Wall Streetyang dibintangi Leonardo DiCaprio, serta hak cipta sejumlah lagu terkenal. Menurut para jaksa, ada dana 1MDB senilai 3,5 miliar dolar AS yang disalahgunakan.

Atas permintaan AS, pihak berwenang di Swiss telah menyita tiga lukisan karya Van Gogh dan Monet. Juru bicara Kantor Kehakiman Federal di Jenewa menyatakan, Jumat (22/7), ketiga lukisan itu disita pada Kamis. 

Ketiga lukisan itu adalah "La Maison de Vincenta Arles" dan "Saint-Georges Majeur" karya van Gogh serta "Nympheas avec Reflets de Hautes Herbes" karya Monet.

Namun, sang juru bicara menolak menyebutkan lokasi penyitaan ketiga karya seni tersebut karena proses hukum masih berlangsung.   Yeyen Rostiyani/reuters/ap

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement