Ahad 05 Jun 2016 16:51 WIB

Menhan Antisipasi Manuver Cina

Red: Firman

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membenarkan adanya kecurigaan bahwa Cina mendanai dan mempersenjatai para nelayan mereka untuk menegaskan klaim di Laut Cina Selatan. Ia menyatakan akan mengantisipasi hal tersebut dengan menambah kekuatan militer Indonesia di Pulau Natuna, Kepulauan Riau.

"Akan kita tempatkan tiga kapal besar, kapal- kapal kecil untuk patroli, dan pesawat-pesawat tempur," kata Menhan saat ditemui Republika selepas menjadi pembicara dalam Dialog Perta - hanan Shangri-La ke-15 di Singapura, Sabtu (4/6). Natuna, menurut Menhan, akan jadi salah sa tu pangkalan militer terdepan Indonesia di Laut Cina Selatan.

Komentar Ryamizard disampaikan menyusul terjadinya dua insiden penerobosan wilayah laut Indonesia oleh nelayan Cina di perairan se -belah utara Pulau Natuna dua bulan belakangan.

Dalam dua insiden tersebut, Cina melayangkan pro tes karena menganggap nelayan mereka berada dalam wilayah "pemancingan tradisional" pelaut-pelaut Cina. Sedangkan, pihak Indonesia bersikeras bahwa lokasi penangkapan masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Saat ditanyai soal dugaan bahwa Cina membiayai dan mempersenjatai nelayan mereka yang berlabuh ke batas-batas negara lain, Menhan tak menampik. "Iya, kita sudah tahu," ujarnya sing -kat.

Menurut Menhan, para pelaut Cina leluasa memasuki laut Indonesia karena wilayah itu kurang terawasi. "Dulu kankosong, jadi me reka leluasa. Sekarang tidak lagi," kata Ryami zard.

Bagaimanapun, Menhan menekankan, Indonesia tak ingin bertikai dengan Cina soal Laut Cina Selatan. Ia mengatakan, Indonesia berupaya selalu menjadi jembatan bagi negara- negara yang bertikai.

Terkait hal itu, ia mengatakan telah meminta pihak Cina tak membesar-besarkan insiden di Laut Cina Selatan seperti yang mereka lakukan melalui protes-protes resmi saat nelayan mereka ditangkap. "Persoalan nelayan adalah persoalan hukum dan akan kami selesaikan secara hukum," kata dia.

Agresivitas Cina di Laut Cina Selatan menjadi salah satu topik hangat pada konferensi tingkat tinggi menteri pertahanan se-Asia Pasifik di Singapura. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ash Carter menegaskan, dalam per - temuan itu, negaranya tak akan tinggal diam jika Cina terus-menerus melakukan manuver militer di wilayah sengketa di Laut Cina Selatan.

Terlebih, jika nantinya tribunal internasional memenangkan gugatan Filipina atas klaim Cina terhadap wilayah kepulauan dan laut di Laut Cina Selatan. Carter menekankan, AS akan berupaya sebisa mungkin menjaga kebebasan navigasi laut dan udara di Laut Cina Selatan.

Sejauh ini, lanjut Carter, AS terus memberikan bantuan-bantuan militer kepada negara- negara di tepian Laut Cina Selatan. Untuk Filipina, AS memberikan bantuan teknologi pengawasan wilayah laut.

Bantuan alat-alat pengawasan kelautan nirawak juga diberikan untuk Vietnam. Sementara, Malaysia dan Indonesia mendapat bantuan teknologi komunikasi. Fitriyan Zamzami dari Singapura   ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement