Ahad 05 Jun 2016 16:47 WIB

AS Ajak Cina Gabung Jaga Keamanan

Red: Firman

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ash Carter mendesak Cina bergabung dengan jaringan keamanan berprinsip Asia. Ia menegaskan, AS akan tetap menjadi militer paling kuat di dunia dan penjamin utama keamanan regional selama beberapa dekade yang akan datang.

Keamanan jaringan berprinsip me wakili gelombang keamanan Asia- Pasifik sekaligus melindungi dari tindakan mengkhawatirkan Rusia dan dampak strategis yang berkembang akibat perubahan iklim. Sejauh ini AS dan banyak negara Asia mening katkan kerja sama keamanan untuk memastikan mereka mampu membuat pilihan "bebas dari paksaan dan intimidasi."

"Tumbuhnya hubungan bilateral menunjukkan, negara-negara di kawasan ini juga berkomitmen untuk ber tindak lebih dalam mempromosikan keamanan regional dan kemakmuran," kata Carter.

Ia mengatakan, beberapa tindakan luas Cina dalam klaim Laut Cina Selatan dengan membangun pulau buatan, program nuklir Korea Utara, dan ekstremisme kekerasan menantang perdamaian regional telah menyuarakan keprihatinan tentang niat strategis. Carter pun mendesak Beijing untuk bergabung dengan tren regional atau risiko mendirikan sebuah tembok besar dari isolasi diri.

"AS menyambut baik munculnya Cina dengan damai, stabil, dan sejahtera yang memainkan peran bertanggung jawab dalam keamanan jaringan berprinsip di kawasan itu.

Kita tahu inklusi Cina membuat jaringan kuat dan daerah lebih stabil, aman, dan sejahtera," katanya.

Carter yang berbicara dalam Dialog Perta hanan Shangri-La ke-15 di Singapura menekankan, kinerja AS untuk mem perkuat hubungan keamanan dengan negara-negara, termasuk Jepang, India, Filipina, Vietnam, dan Australia, sebagai bagian dari upaya Presiden Barack Obama yang disebut poros atau penyeimbang Asia-Pasifik.

Berlawanan dengan Trump

Ia mengatakan, selama beberapa dekade, beberapa orang telah salah memprediksi penarikan AS dari daerah ini. Tetapi, Carter menegaskan, penarikan tersebut tidak akan terjadi.

"Itu karena daerah ini, yang merupakan rumah bagi hampir setengah populasi dunia dan hampir setengah eko nomi global, tetap paling berkonsekuensi untuk keamanan dan kemakmuran Amerika sendiri," kata Carter.

Hal ini jelas melawan kebijakan yang diuraikan bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, termasuk sarannya untuk menarik pasukan AS dari Asia. Carter menekankan dukungan bipartisan untuk keterlibatan lebih lanjut.

Terlepas dari apa pun yang terjadi di AS atau di bagian lain dunia, ia melanjutkan, selama pemerintahan Demokrat dan Republik, pada saat surplus dan defisit, perang dan damai, keterlibatan ekonomi, politik, dan militer AS secara geografis terletak di Asia Pasifik. "Itu karena keterlibatan AS di Asia Pasifik adalah kepentingan Amerika, bukan kebijakan dari salah satu partai politik," ujar dia.

Carter mengatakan, dengan harapan membangun kepercayaan dengan Cina melalui kerja sama militer ke militer, ia menerima undangan dari Presiden Cina Xi Jinping untuk mengunjungi Beijing tahun ini.

Pada saat yang sama, ia mengatakan, AS dan Laos telah setuju menjadi co-hostdalam pertemuan informal para menteri pertahanan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Hawaii September nanti. Pertemuan tersebut menindaklanjuti komitmen yang dibuat pada pertemuan puncak Februari lalu bahwa sengketa teritorial harus diselesaikan secara damai melalui jalur hukum.

Pidato Carter muncul menjelang keputusan signifikan yang diharapkan keluar dalam beberapa pekan mendatang pada kasus Filipina di Arbitrase Mahkamah Internasional. Filipina menantang klaim Cina terhadap Laut Cina Selatan, tetapi Beijing bersikeras mengabaikannya.

AS telah melobi negara Asia dan lainnya untuk mendukung pernyataan hakim bahwa putusan mereka harus mengikat. Di sisi lain, Cina telah melobi untuk mendukung posisinya yang mengatakan pengadilan tidak memiliki yuridiksi dalam kasus itu.

Senator John McCain yang menghadiri konferensi Singapura sebagai bagian dari delegasi kongres AS mengatakan, meskipun AS mengharapkan Cina mematuhi keputusan akhir pengadilan, pihaknya akan mengabaikan kegagalan Cina untuk melakukannya.

Menurut McCain, pihaknya akan berlayar dan terbang ke daerah-daerah di sekitar pulau-pulau buatan yang diklaim Cina sebagai wilayahnya. Dalam pidatonya, seperti diberitakan South China Morning Post, McCain mengatakan, putusan pengadilan PBB akan menyajikan kesempatan bagi Cina untuk menunjukkan penerimaan dari norma-norma internasional.

"Keputusan ini tidak harus dilihat oleh Cina sebagai saran, tetapi sebagai hu kum yang harus diakui, dipatuhi, dan dijunjung tinggi Cina," katanya. Menurutnya, kawasan dan dunia akan menunggu pilihan apa yang dibuat Cina.

Cina juga bisa memilih mengganggu tatanan yang ada atau menjadi mitra penting dalam mempertahankan itu. "Saya takut akan ada konsekuensi jika Cina memilih jalur gangguan," kata McCain. rep: Melissa Riska Putri reuters, ed: Setyanavidita Livikacansera

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement