Sabtu 28 May 2016 20:50 WIB

AP: Trump Amankan Target Delegasi

Red: Arifin

WASHINGTON -- Kandidat terdepan Partai Republik untuk presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mencapai jumlah delegasi yang di perlukan untuk menjadi nominasi, Jumat (27/5). Kantor berita Associated Press atau APmenghitung, miliuner asal New York itu sudah mengantongi 1.238 delegasi.

Sejumlah kecil delegasi partai mengatakan pada AP, mereka akan mendukung Trump di konvensi Republik pada Juli.

Dengan dukungan mereka, Trump melampaui batas minimum target.

"Saya pikir ia sudah menyentuh sebagian dari pemilih yang tidak suka dengan keadaan negara saat ini," kata kepala Partai Republik Oklahoma, Pam Pollard.

Ia juga mengaku tidak masalah jika mendukung eksekutif utama Trump Organization itu.

Meski memperoleh banyak dukungan, Trump belum bisa besar kepala.

Kontributor Aljazirah, Alan Fisher, yang melapor dari Washington DC, terlalu dini untuk menyatakan kemenangannya.

"Ini belum resmi, ia masih harus mencapai 1.237 delegasi dan dia belum sampai," kata Fisher. Trump masih harus melewati primarydi New Jersey dan California untuk bisa melampaui kebutuhan delegasi tersebut.

Fisher juga mengatakan, para pemilih masih bisa berubah pikiran kapan saja.

Sehingga, ayah lima anak itu masih harus berusaha keras. Selain itu, Trump juga masih harus menghadapi halangan lain di internal tim kampanyenya.

Baru-baru ini direktur politiknya meng undurkan diri. Trump juga masih terus diragukan oleh sejumlah pemimpin Partai Republik, termasuk Ketua House of Parliament Paul Ryan dan Gubernur New Meksiko Susana Martinez.

Hal ini mungkin membuat Trump mengubah strategi dengan menjadi lebih hangat. Dalam konferensi pers Kamis, ia berjanji mengakhiri kebiasaan buruknya menyerang sesama Republik. Meskipun, hal ini mungkin tidak berlangsung lama. 

Trump didukung oleh aktivis-aktivis yang tidak suka dengan proses politik. Pemimpin Partai Republik Colorado, Steve House, yang mendukung Trump, mengaku suka dengan latar belakang Trump sebagai pengusaha.

Trump baru-baru ini menyerang kandidat terkuat Demokrat, Hillary Clinton, dalam kasus pelanggaran aturan surat elektronik. Trump juga membombardir mantan menteri luar negeri itu dengan kritik soal kebijakan energi, senjata, ekonomi, dan kebijakan internasional.   rep: Lida Puspaningtyas/ap, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement