Jumat 27 May 2016 14:00 WIB

KTT G-7 Fokus pada Isu Ekonomi dan Keamanan

Red:

Para pemimpin dari tujuh negara industri terkemuka telah berkumpul di Ise-Shima, Jepang, untuk melakukan pertemuan puncak selama dua hari. Mereka diharapkan fokus membicarakan masalah ekonomi global dan keamanan internasional.

Seperti dilansir Aljazirah, Kamis (26/5), berdasarkan laporan media Jepang, para pemimpin akan mengacu pada keamanan maritim dalam laporan yang dikeluarkan setelah pertemuan puncak pada Jumat (27/5). Mereka juga akan menyerukan untuk negara-negara menghormati hukum dan menentang tindakan provokatif yang mencoba mengubah status quo.

Topik keamanan akan mencakup perihal terorisme, keamanan siber, dan keamanan maritim, termasuk di antaranya ketegasan sengketa Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur.

Sementara itu, terkait isu ekonomi, para pemimpin G-7 diharapkan dapat mempromosikan kebijakan moneter, fiskal, dan struktural untuk memacu pertumbuhan komunike mereka ketika pertemuan puncak berakhir. Dengan Inggris dan Jerman menolak seruan untuk stimulus fiskal, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendesak para pemimpin G-7 lain mengadopsi kebijakan fiskal yang fleksibel dengan mempertimbangkan situasi negara masing-masing.

Pada Kamis, para pemimpin G-7 juga menyuarakan keprihatinan mereka akan negara-negara berkembang. Menurut Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Hiroshige Seko, para pemimpin menyuarakan pandangan bahwa negara-negara berkembang berada dalam situasi yang buruk meski ada pendapat yang mengatakan situasi perekonomian belum sampai tahap krisis.

"Abe mengatakan kepada kelompok, mereka bertukar pikiran mengenai risiko ekonomi global," ujar Seko.

Abe mempresentasikan dokumen G-7 yang menampilkan data dari Dana Moneter Internasional mengenai harga komoditas global yang mengalami penurunan 55 persen dari Juni 2014 sampai Januari 2016. Abe juga telah berjanji untuk menaikkan pajak penjualan Jepang menjadi 10 persen dari delapan persen pada April tahun depan seperti yang direncanakan.

Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan, ia juga mencari dukungan G-7 untuk bantuan global kepada para pengungsi. Mengingat aliran migran dari Suriah dan tempat lain ke Eropa telah membuat benua itu menghadapi krisis pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II.

"Jika kita [G-7] tidak memimpin dalam mengelola krisis ini, tak seorang pun akan melakukannya," katanya.

Kelompok G-7 terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, mereka juga diharapkan menegaskan kembali komitmen sebelumnya untuk menjaga stabilitas di pasar valuta asing.

Pada akhir KTT, para pemimpin G-7 juga diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan bersama terkait sengketa perairan dengan Cina. Menanggapi itu, kantor berita Cina Xinhua mengatakan, G-7 semestinya mengeluarkan isu tersebut dari agenda.

Sebelum pertemuan pada Kamis, Abe sempat mengajak para pemimpin ke Kuil Ise yang merupakan situs paling suci agama Shinto. Abe berharap kunjungan itu dapat memberikan wawasan ke jantung budaya Jepang.

Presiden Joko Widodo bertolak menuju Nagoya, Jepang, dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (26/5). Presiden dijadwalkan menghadiri G-7 Summit di Ise Shima, Jepang.

"Presiden mendapatkan undangan secara khusus dari Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menghadiri outreach meeting G-7 Summit," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Kehadiran Presiden Jokowi dalam G-7 untuk menghadiri pertemuan bersama kepala negara/pemerintahan dari negara-negara Asia lainnya. Ia diminta untuk menjadi pembicara utama dalam pembahasan mengenai stabilitas dan kesejahteraan Asia. Dalam pembahasan isu pembangunan berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, dan kesehatan global, Jokowi akan menekankan pentingnya kerja sama global serta peningkatan akses kesehatan di Indonesia.   rep: Gita Amanda, Halimatus Sa'diyah/reuters, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement