Rabu 25 May 2016 13:00 WIB

Badan Forensik Sangkal Spekulasi Ledakan

Red:

KAIRO -- Kepala Forensik Mesir, Hesham Abdelhamid, menyangkal laporan yang menyebutkan temuan yang mengarah pada ledakan pesawat. Hal ini dilaporkan kantor berita Mesir, MENA, Selasa.

"Semua yang dipublikasikan sepenuhnya bohong, dan asumsi semata yang tidak bersumber dari Badan Forensik," ujar Abdelhamid yang dikutip MENA.

Sebuah spekulasi muncul setelah pemeriksaan jenazah korban Egypt Air MS804, Selasa (24/5). Seorang pejabat forensik mengatakan, bagian tubuh yang ditemukan di Laut Mediterania mengindikasikan adanya ledakan di pesawat.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu menjadi bagian dari tim penyelidikan yang memeriksa potongan jenazah di rumah mayat di Kairo. Ia mengatakan, 80 bagian tubuh yang ditemukan berukuran kecil.

Menurutnya, tidak ada bagian tubuh yang utuh, seperti tangan atau kepala. "Penjelasan logisnya adalah ada ledakan," kata dia pada AP.

Pejabat ini menolak memublikasikan identitasnya karena tidak berwenang merilis informasi. Menurutnya, salah satu temuan terbesar adalah bagian kiri kepala.

"Tapi, saya tidak bisa mengatakan apa penyebab ledakan," kata dia. Pernyataan ini senada dengan laporan dari surat kabar harian Al-Watan edisi Selasa.

Badan investigasi kecelakaan penerbangan Prancis tidak berkomentar soal ini. Sementara, keluarga korban mulai berdatangan ke departemen forensik untuk membantu identifikasi DNA.

Penyataan kontradiktif

Sejumlah keterangan bertentangan mulai bermunculan soal Egypt Air. Seorang pejabat Mesir mengatakan, pesawat tidak membelok dari jalurnya.

Menurut seorang pejabat senior penerbangan Mesir, Ehab Azmy, pesawat tidak melakukan gerakan tidak biasa. Azmy adalah kepala penyedia layanan navigasi udara yang dikendalikan pemerintah.

Pernyataan Azmy bertentangan dengan keterangan dari Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos yang mengatakan bahwa pesawat berbelok tajam 90 derajat ke kiri, kemudian melakukan putaran hingga 360 derajat ke kanan sebelum akhirnya terjun.

Menurut AP, pesawat terbang normal di ketinggian 37 ribu kaki sebelum raib dari radar. Sejumlah puing telah ditemukan, mengonfirmasi pesawat mengalami kecelakaan, jatuh ke Laut Mediterania.

"Fakta tersebut mematahkan pernyataan Yunani soal pesawat tiba-tiba kehilangan ketinggian sebelum hilang," kata Azmy. Ia menambahkan, tidak ada masalah pada pesawat ketika masuk wilayah udara Mesir.

Selain itu, data Aviation Herald menyebut keterangan kontradiktif lainnya. Pilot diduga melakukan komunikasi dengan pengendali lalu lintas udara dan berkonsultasi soal asap di dalam kabin.

Dalam pernyataan di surat kabar Al-Ahram, Azmy menyangkal adanya komunikasi tersebut. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal sangkalannya. Tidak jelas juga mengapa pernyataan pihak-pihak tersebut berbeda.   rep: Lida Puspaningtyas/reuters/ap, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement