Senin 02 May 2016 14:00 WIB

Liga Arab Desak Penghentian Gempuran di Aleppo

Red:

DUBAI — Qatar, Sabtu (30/4), menyerukan pertemuan darurat Liga Arab dan mendesak komunitas internasional untuk mengemban tanggung jawabnya terkait tragedi di Aleppo, Suriah. Pemerintah Suriah dituduh melakukan serangkaian serangan mematikan di Kota Aleppo dalam sepekan terakhir.

Kekerasan ini dinilai perlu diatasi oleh semua komunitas internasional. "Kami menyeru komunias internasional menghentikan pembunuhan massal yang sedang terjadi dan agar melindungi rakyat Suriah," kata Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Jassim Al Thani.

Ia mengaku telah berbicara dengan menlu dari Turki, Prancis, dan Inggris untuk membahas kondisi kemanusiaan di Aleppo. Asisten Al Thani, Sultan bin Saad al-Meraikhi, juga telah menghubungi Wakil Menlu Rusia, Mikhail Bogdanov, terkait hal ini.

Pesawat perang pemerintah dan helikopter bersenjata terus melakukan serangan udara pada Sabtu di wilayah yang dikendalikan pemberontak. Pejabat mengatakan, tujuh orang tewas dalam insiden tersebut.

Sementara, di wilayah timur, puluhan warga sipil meninggalkan Distrik Bustan al-Qasr. Sejumlah saksi menyebut langit dipenuhi pesawat pemerintah. Warga sipil berlarian ke tempat aman ketika serangan terjadi.

Pemimpin Koalisi Nasional Suriah, Anas al-Abdeh, mengatakan, Aleppo sedang di bawah pembombardiran intensif. "Ini adalah kampanye sistematik sehingga pertemuan hari ini fokus pada situasi di area terkepung, termasuk Kota Aleppo," kata dia pascapertemuan di Istanbul, Turki.

Al-Abdeh menyebut, serangan pemerintah itu adalah kejahatan perang dan melawan kemanusiaan. "Mereka menyerang fasilitas medis, area penduduk, dan toko roti untuk lebih dari 300 keluarga," katanya.

Aleppo adalah wilayah penghubung ekonomi Suriah dan dikelilingi oleh pertempuran sengit. Sedikitnya 246 orang tewas dalam serangan sejak 22 April menurut Syrian Observatory for Human Rights.

Lembaga monitor ini mendapatkan data dari sumber di lapangan. Mereka menyebut 28 orang tewas dalam serangan Sabtu. Namun, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tidak ada laporan korban di Kota Aleppo. Mereka menyebut korban mungkin adalah pemberontak.

Di tengah segala kesimpangsiuran data korban, kota propemerintah mengatakan, pasukan militer sedang mempersiapkan serangan merebut kembali Aleppo dan provinsi sekitarnya. Hal ini membuat penduduk melarikan diri ke distrik yang lebih aman. Mereka hanya punya satu rute melalui Castello Road yang juga berbahaya.

Inisiatif Amerika

Amerika Serikat (AS) menyatakan sedang melakukan "inisiatif khusus" untuk mengurangi kekerasan di Aleppo. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, Menteri Luar Negeri John Kerry dijadwalkan terbang ke Genewa pada Ahad (1/5).

Kirby mengatakan, AS jelas ingin Rusia menekan pemerintah Assad untuk menghentikan serangan tanpa pandang bulu di Aleppo. Sementara, Rusia menolak. "Kami tidak akan menekan Suriah karena situasi di Aleppo adalah bagian dari pertempuran melawan ancaman teroris," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Rusia, Gennady Gatilov, dikutip Aljazirah.

Selama dua hari terakhir, Kerry bersama dengan Wakil Khusus PBB di Suriah, Staffan de Mistura, dan negosiator kelompok oposisi Suriah, Riyad Hijab, menekan penyelesaian kekerasan di Aleppo. Kerry akan menunjukkan dukungan untuk membuat gencatan senjata sementara. Ia juga akan bertemu dengan de Mistura juga menteri-menteri luar negeri Saudi juga Yordania di Genewa. Pertemuan akan fokus pada upaya menghentikan perseteruan secara menyeluruh di Suriah. rep: Lida Puspaningtyas  reuters/ap ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement