Kamis 21 Apr 2016 23:17 WIB

TKW Asal Subang Berhasil Dievakuasi dari Suriah

Red: operator

DEIR EZZOR -- Pada Januari 2016 lalu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus telah berhasil mengeluarkan dan menyelamatkan seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia bernama Casih binti Waan dari wilayah konflik Deir Ezzor, Suriah. Casih akan dipulangkan pada 25 April 2016 mendatang bersama 50 Warga Negara Indonesia (WNI) lain dari Suriah.

TKW asal Subang, Jawa Barat, ini sebelumnya telah dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor, yang selama ini telah dikepung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sementara majikan Casih, Tsair bin Samalut, tidak diizinkan naik helikopter oleh tentara dan dilaporkan tidak selamat karena telah bekerja sama dengan pasukan Suriah.

"Saya sendirian naik helikopter tentara Suriah. Majikan tidak boleh ikut," ujar Casih kepada Pejabat Konsuler II merangkap Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, AM Sidqi, seperti dikutip dari siaran pers KBRI Damaskus yang diterima Republika, Rabu (20/4).

Sidqi menerangkan, pada 6 Desember 2015, KBRI Damaskus mengirim Nota Diplomatik kepada Pemerintah Suriah agar dapat membantu penjemputan TKI dari Deir Ezzor menggunakan fasilitas militer Suriah. Selanjutnya, KBRI Damaskus melakukan pendekatan kepada Pemerintah Suriah agar memerintahkan Kepala Kepolisian Suriah Wilayah Timur bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor agar mengevakuasi TKI tersebut dengan menggunakan helikopter ke wilayah aman di Kota Hasakah. 

Setelah diinapkan selama kurang lebih satu pekan di sebuah hotel di Hasakah, Casih kemudian diterbangkan ke Damaskus dengan menggunakan penerbangan swasta Suriah, Cham Wings Air. Casih telah berada di shelter KBRI Damaskus sejak 14 Januari 2016. Pada 25 April 2016, Casih akan dipulangkan pada repatriasi gelombang ke-274 bersama 50 orang WNI lainnya dari Suriah. 

Namun, Casih belum menerima gajinya selama lima tahun bekerja karena majikan dan keluarganya tidak selamat di Kota Deir Ezzor. KBRI Damaskus selama berbulan-bulan terus menelusuri keberadaan majikan dan mengejar hak-hak Casih. Berdasarkan informasi dari jaringan intelijen Pemerintah Suriah, Tsair bin Samalut dan keluarganya diberitakan tidak selamat di Kota Deir Ezzor. Apalagi, setelah majikan Tsair bin Samalut diketahui ISIS bekerja sama dengan tentara Suriah dalam menyelamatkan Casih keluar dari Kota Deir Ezzor.

"Prioritas KBRI Damaskus adalah menyelamatkan nyawa WNI di Suriah. Adapun perihal gaji Casih binti Waan, kami berharap BNP2TKI dapat mengeluarkan santunan pengganti gaji kepada Casih binti Waan sesuai peraturan yang berlaku," kata Sidqi. 

Pada awal Desember 2015, KBRI Damaskus menerima permohonan dari warga Suriah untuk memulangkan pembantunya yang berasal dari Indonesia bernama Casih. Ia bekerja sejak 2011 dan telah menyelesaikan kontrak kerjanya di wilayah konflik Deir Ezzor. Namun, perjalanan darat keluar dari kota Deir Ezzor diputus dan dikepung oleh ISIS dan pemberontak lainnya.

Menurut Pejabat Fungsi Konsuler I KBRI Damaskus, Makhya Suminar, perlindungan TKI di wilayah konflik dapat terlaksana berkat hubungan yang terjalin baik dan terus dibina antara KBRI Damaskus dan kementerian terkait di Suriah. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Suriah dalam penyelamatan Casih patut dihargai mengingat dalam kondisi sulit dan terkepung, militer Suriah masih bersedia menyelamatkan seorang TKI atas dasar kemanusiaan.

"Pemerintah Suriah sangat menghargai posisi Pemerintah Indonesia yang tidak berpihak dalam konflik yang terjadi di Suriah dan tetap membuka Kedutaan Besarnya di Damaskus dengan dipimpin oleh seorang Duta Besar," ujar Makhya.   rep: Gita Amanda, ed: EH Ismail 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement