Jumat 12 Feb 2016 15:58 WIB

Christie Berkemas ke NJ

Red: operator

Salah satu calon kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Chris Christie, keluar dari ajang pemilihan presiden karena kecewa dengan hasil akhir di New Hampshire, Rabu (10/2). Gubernur New Jersey ini berada di urutan keenam.

"Kami akan pulang ke rumah di New Jersey, besok, dan kami akan menarik napas panjang," kata dia pada penduduknya, Selasa malam. 

Ia kalah banyak di New Hampshire sehingga memutuskan tidak maju untuk Carolina Selatan pada 20 Februari. Christie bergabung dengan mantan eksekutif teknologi, Carly Fiorina, yang juga meninggalkan ajang balapan menuju Gedung Putih.  Selama kampanye, Christie mempromosikan keberhasilan penerapan hukum. 

Christie mengatakan bahwa ia berpengalaman sebagai jaksa federal pascainsiden 9/11. Ia mengklaim dalam kondisi untuk melindungi AS melawan terorisme. Ia juga menyebut pengalamannya bisa menjalin kerja sama antarpartai di Washington.

Sebagai kandidat yang mengusung isu perubahan iklim, imigrasi, dan hak gay, ia berhadapan dengan rival-rival konservatifnya. Sebelumnya, Christie dipuji-puji karena performanya optimal ketika debat melawan Marco Rubio.

Perolehan suara Rubio menurun di primary New Hampshire setelah performa kuat di Iowa. Christie menyebut senator Florida itu terlalu berhati-hati dan terpaku pada naskah.

Dengan mundurnya Christie, rival moderatnya, John Kasich dan Jeb Bush, akan menuai keuntungan. "Ketika maju, saya mencoba memperkuat apa yang selalu saya percayai, tentang apa yang penting, pengalaman, dan kompetensi, dan itu akan selalu penting untuk memimpin negara ini," kata dia dalam pernyataan, Rabu, dikutip BBC. Komentarnya merujuk pada rekam jejak Donald Trump.

Mantan jaksa ini terkenal dengan gaya bicaranya yang agresif. Slogan Christie adalah "mengatakan apa adanya". Meski demikian, ia tetap kalah oleh Trump yang kontroversial.

Pada 2012, para pemimpin Republik mendesak Christie untuk maju jadi calon presiden. Saat itu, ia adalah bintang yang sedang naik daun. Namun, ia menolak permintaan itu karena ia merasa tidak siap.

Pada 2015, ketika akhirnya ia memutuskan maju, dukungannya menurun. Popularitasnya goyah setelah stafnya dituduh sengaja menciptakan kemacetan lalu lintas untuk menghukum musuh politik. 

Tingkat penerimaannya di New Jersey juga turun karena penduduk merasa Christie lebih memikirkan ambisi presidennya daripada pekerjaannya saat ini. Saat banjir melanda New Jersey pada Januari lalu, Christie mengeluarkan pernyataan mengecewakan.

"Saya tidak tahu apa yang Anda inginkan. Apa Anda ingin saya pergi ke sana (New Jersey--Red) membawa kain pel?" katanya saat ditanya alasan ia malah berada di New Hampshire, bukan New Jersey. Christie harus minta maaf setelah itu.

Selain Christie, Fiorina juga memutuskan mengakhiri kampanyenya. "Sementara saya menangguhkan pencalonan, saya akan terus bepergian mengelilingi negeri dan berjuang untuk orang-orang Amerika yang tidak ingin diam di tempat," kata dia dalam pernyataan, Rabu (10/2).

Mundurnya Christie dan Fiorina meninggalkan tujuh calon kandidat lagi di Republik. Lebih dari puluhan kandidat memasukkan balapan selama musim panas. Namun, sekarang kandidat menyempit setelah kaukus Iowa dan primary New Hampshire.

rep:  Lida Puspaningtyas, reuters, ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement