Rabu 10 Feb 2016 18:00 WIB

Pengembang Gedung Weiguan Ditahan

Red:

TAIPEI -- Jaksa Kota Tainan di Taiwan, Selasa (9/2), menangkap pengembang Gedung Weiguan yang roboh saat gempa terjadi pada Sabtu (6/2). Ambruknya gedung tersebut telah menyebabkan sekurangnya 39 nyawa melayang dan lebih dari 100 orang dilaporkan masih hilang. Upaya pencarian diakhiri pada Selasa malam.

Direktur Departemen Urusan Hukum di Pemerintahan Daerah Tainan, Hsiao Po-jen mengatakan, pengembang gedung Lin Ming-ui ditahan pada Senin (8/2) malam. Lin dituduh melakukan kelalaian yang menyebabkan kematian.

Gempa terjadi pada Sabtu pukul 04.00 pagi waktu setempat saat permulaan libur Tahun Baru Imlek. Sebagian besar korban tewas ditemukan di reruntuhan Gedung Weiguan. Dua korban lain tewas di area lain. Wakil Wali Kota Tainan Tseng Shu-cheng mengatakan pada anggota keluarga korban, 103 orang masih hilang.

Pada Senin momen mengharukan terjadi ketika seorang anak perempuan berusia delapan tahun dan satu orang lainnya yang berusia 28 tahun berhasil diangkat dari reruntuhan Gedung Weiguan dengan selamat. Pekerja penyelamat memusatkan pencarian di reruntuhan gedung dengan 17 lantai tersebut.

Fakta-fakta yang ada menimbulkan banyak pertanyaan terkait keamanan konstruksi gedung. Terutama, material yang digunakan untuk membangunnya. Wali Kota Tainan William Lai mengatakan, korban selamat dan keluarga telah melaporkan adanya pelanggaran.

Reuters menyaksikan keadaan gedung pascaruntuh dan menemukan sejumlah kejanggalan. Kaleng-kaleng minyak goreng tampak berada di rongga dinding yang rusak. Kaleng-kaleng ini tampaknya digunakan sebagai bahan bangunan.

Media Taiwan juga melaporkan adanya polystyrene dalam balok fondasi yang dicampur dengan beton. Polystyrene adalah cairan hidrokarbon yang diproduksi dari minyak bumi oleh industri kimia dan merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk membuat plastik.

Gedung Weiguan yang selesai dibangun 1994 merupakan satu-satunya gedung tinggi utama yang runtuh dan hancur ketika gempa. Lantai dasarnya merupakan tempat toko-toko yang ditumpuk satu sama lain. Presiden terpilih Taiwan, Tsai Ing-wen, yang akan mulai menjabat pada Mei mengatakan, pemerintahnya akan memprioritasnya keamanan gedung.

"Banyak sekali gedung tua di Taiwan, harus ada peninjauan ulang atas ketahanan mereka semua terhadap gempa dan bencana lain," kata dia ketika mengunjungi para korban di rumah sakit.

Mantan presiden Taiwan Engineering and Science Association mengatakan, Max Lo  mengatakan, material kaleng dan busa bisa digunakan pada bagian dekorasi gedung untuk mengurangi beban. "Tapi, menggunakannya di struktur utama jelas melanggar kode pembangunan nasional," katanya, apalagi jika lantai pertama gedung adalah pusat perbelanjaan.

Tujuh WNI cedera

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan, hingga hari ini tim dari Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) telah menemukan tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang menderita luka-luka akibat musibah tersebut.

"Terdapat tujuh WNI mengalami luka ringan, seperti lecet-lecet. Sudah mendapatkan perawatan singkat dan sudah kembali ke rumah masing-masing," kata Menlu, Selasa (9/2).

Tim KDEI, sambung Retno, telah melakukan penyisiran ke delapan rumah sakit di Kota Tainan dan tidak menemukan WNI yang menjadi korban tewas. Retno mengatakan, tim akan kembali melanjutkan penyisiran pada Selasa. rep: Lida Puspaningtyas, Halimatus Sa'diyah reuters ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement