Kamis 07 Jan 2016 14:00 WIB

Lebih Hebat dari Bom di Hiroshima dan Nagasaki

Red:

Tipe bom hidrogen yang diuji coba oleh Korea Utara (Korut) pada Rabu (6/1) memang belum diketahui. Namun, menurut para ahli, bom hidrogen yang disebut juga sebagai "bom super" ini lebih kuat hingga 1.000 kali lipat daripada bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima dan Nagasaki.

Dalam tiga uji coba bom nuklir sebelumnya yang digelar antara 2006 dan 2013, Korut menggunakan bom atom yang kurang lebih memiliki kekuatan setara dengan bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki. Bom AS yang mengakhiri Perang Dunia II itu menewaskan lebih dari 200 ribu orang.

Ketiga bom tersebut berbeda dengan bom hidrogen yang diuji coba kali ini. Guncangan gempa akibat uji coba bom itu menunjukkan terjadinya ledakan besar.

Bom atom mengandalkan fisi atau pemecahan inti atom seperti halnya yang dilakukan pusat listrik pembangkit tenaga nuklir. Namun, bom hidrogen yang juga disebut bom termonuklir, menggunakan fusi, atau proses penyatuan inti atom menghasilkan energi ledakan. Bintang juga memproduksi energi melalui cara fusi.

"Pikirkan apa yang terjadi pada matahari," ujar Profesor Takao Takahara yang membidangi riset politik internasional dan perdamaian di Meiji Gakuin University di Tokyo, Jepang. "Secara teori, prosesnya memiliki potensi tak terhingga. Jumlah energinya amat besar."

Teknologi bom hidrogen lebih canggih. Jika berhasil membuatnya maka bom tersebut akan menjadi ancaman besar. Bom hidrogen bisa dibuat kecil untuk dapat muat pada hulu rudal antarbenua.

"Karakteristiknya, bom tersebut memang bisa dibuat padat dan ini berarti Korut memikirkan AS saat mereka mengumumkan soal bom hidrogen ini," ujar Tatsujiro Suzuki, profesor di Research Center for Nuclear Weapons Abolition di Nagasaki  University, Nagasaki, Jepang.

Bom hidrogen membutuhkan penguasaan teknologi dan akurasi yang lebih karena melibatkan energi yang amat besar. Namun, bom atom dan bom hidrogen menggunakan zat radioaktif, seperti uranium dan plutonium sebagai bahan peledaknya.

Bom hidrogen telah menjadi standar global bagi lima negara dengan kekuatan nuklir di dunia, yaitu AS, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Negara lain mungkin sudah memilikinya atau sedang dalam proses memilikinya, meskipun dunia sedang berupaya melarang pengembangbiakan bom tersebut.

Bom hidrogen tidak pernah dijatuhkan pada sasaran apa pun. Uji coba yang sukses untuk pertama kali dilakukan pada 1950-an oleh AS. Bom tersebut disebut Mike and Bravo. Uni Soviet kemudian melakukan uji sama serupa setelahnya.  

Nelayan dari perahu Jepang yang tidak sadar memasuki perairan dengan uji coba bom Barko menderita sakit radiasi yang akut. Sejak 1960-an, uji coba biasanya dilakukan di bawah tanah untuk mengurangi dampak radioaktif.

Terumi Tanaka, kepala Nihon Hidankyo, atau organisasi penderita akibat bom hidrogen dan bom atom di Jepang telah bertahun-tahun berjuang melarang senjata nuklir. Kali ini, ia pun hanya bisa termangu mendengar berita uji coba bom hidrogen oleh Korut.

"Ini memadamkan harapan," ujar Tanaka. "Saya sangat murka." n ed: yeyen  rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement