AIDA — Petugas patroli perbatasan Israel mengancam untuk mengegas warga Palestina di kamp pengungsi Aida. Ancaman itu dikeluarkan untuk merespons perlawanan dengan pelemparan batu oleh warga Palestina. "Kami akan gas Anda sampai Anda mati," kata petugas tersebut.
Seperti dilansir Aljazirah, Sabtu (31/10), dalam video berdurasi satu menit yang direkam oleh penduduk di kamp Tepi Barat menunjukkan seorang perwira Israel yang berbicara dengan bahasa Arab. Dalam pesan singkatnya dengan pengeras suara di atas mobil jip yang berjalan di sepanjang jalanan di wilayah kamp Aida, ia membacakan pesan yang mengancam penduduk.
"Warga kamp pengungsi Aida, kami pasukan pendudukan. Kalian melempar batu dan kami akan menyerang kalian dengan gas sampai kalian semua mati. Anak- anak, remaja, orang tua, kalian semua akan mati. Kami tak akan membiarkan ada yang hidup," kata petugas tak dikenal itu.
Tak sampai di situ saja, petugas juga menyatakan telah menangkap salah satu warga. Petugas tersebut melanjutkan bahwa Israel akan menyembelih dan membunuh pria 25 tahun tersebut di hadapan umum jika warga Palestina tetap melempar batu.
"Pulanglah atau kami akan gas kalian sampai mati. Keluarga kalian, anak-anak kalian, dan semua orang, kami akan membunuhmu," ujarnya. Video direkam setelah pasukan Israel menyerbu kamp dan menembakkan gas air mata selama protes terhadap penjajahan Israel. Penyerbuan dilakukan sebagai respons terhadap perlawanan pemuda Palestina yang melemparkan batu ke tembok pemisah dengan Israel.
Saat dihubungi Aljazirah, juru bicara tentara Israel menolak berkomentar. Polisi mengalihkan pertanyaan kepada juru bicara polisi, Micky Rosenfeld, namun ia tak bisa dihubungi untuk memberikan komentar. Sementara, menurut laporan the Times of Israel, polisi tersebut telah kena skors.
Kelompok hak asasi manusia (HAM), the Badil Resource Centre for Palestinian Residency and Refugee Rights, mengutuk hal tersebut. Mereka menyebut pengumuman yang disampaikan petugas dengan jip adalah ancaman yang jelas dan serius.
"Pengumuman seperti itu luar biasa menghina bagi kehidupan manusia serta meningkatkan keprihatinan serius mengenai kepatuhan pasukan Israel terhadap prinsip utama hukum internasional," demikian pernyataan Badil.
Badil menyerukan penyelidikan independen atas insiden tersebut, yang terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
Akui pasukan pendudukan
Salah satu warga kamp Aida, Mohammed al-Azza, mengatakan, insiden berlangsung pada Kamis (29/10) sore. Ia mengatakan, sebuah jip Israel menembakkan gas air mata ke rumah warga sebelum membuat pengumuman lewat pengeras suara.
"Semua orang di kamp membicarakan itu, terutama keluarga yang memiliki anak-anak dan orang tua. Mereka takut karena (tahun lalu) seorang wanita meninggal akibat gas air mata. Mereka percaya pasukan pendudukan Israel akan melakukannya," kata Azza kepada Aljazirah.
Azza mengatakan, tak biasanya Israel menyebut diri mereka sebagai occupation forces atau pasukan pendudukan dan bukan istilah yang biasa digunakan, misalnya defense forces yang berarti pasukan pertahanan.
"Ini adalah sesuatu yang baru. Saya sedih sekaligus senang pada saat bersamaan karena untuk pertama kalinya (Israel) mengatakan mereka pelaku pendudukan dan ini bagus untuk negara luar mendengarnya. (Tapi), saya juga marah mendengar mereka mengancam menggunakan gas air mata dan membunuh warga tanpa ada alasan apa pun," ujarnya.
Ketegangan Israel-Palestina sejak September menewaskan 70 warga Palestina dan sembilan warga Israel. Salah satu korban tewas adalah Abdel Rahman Abdullah (13 tahun) yang terkena tembakan Israel di kamp Aida.
"Ini (ancaman polisi Israel—Red) adalah bentuk penghinaan barbar atas semua standar moral dan hukum objektif. Pernyataan tersebut dimaksudkan meneror penduduk sipil. Ancaman dan kejahatan semacam itu merupakan sesuatu yang alami yang berkembang dari impunitas dalam militer Israel," kata Badil.
Sementara itu, insiden terbaru penembakan terjadi pada Sabtu (31/10). Polisi Israel menembak mati warga Palestina yang diduga membawa pisau dan berlari menuju persimpangan di utara Tepi Barat dan Israel. Pria Palestina itu dituduh mencoba menusuk penjaga yang berada di lokasi. n ap ed: yeyen rostiyani