Selasa 06 Oct 2015 13:00 WIB

Rusia Langgar Wilayah Udara, Turki Protes Keras

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

ISTANBUL — Pemerintah Turki memanggil Duta Besar Rusia, Senin (5/10), untuk melayangkan protes keras atas pelanggaran wilayah udaranya oleh jet tempur Rusia. Insiden pelanggaran itu terjadi Sabtu (3/10) lalu.  

Dalam sebuah wawancara langsung di HaberTurk TV, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menuding Rusia memanaskan krisis karena melibatkan diri di Suriah.

"Penjelasan yang kami dapat dari Rusia menyebutkan bahwa ini kekeliaruan semata, mereka juga menyatakan menghormati perbatasan Turki dan ini tidak akan terjadi lagi," ujar Davutoglu, Senin, sambil mengingatkan bahwa Turki akan merespons jika diprovokasi. 

"Aturan main Turki berlaku bagi semua pesawat, baik milik Rusia atau negara manapun. Angkatan bersenjata Turki menerima perintah yang jelas. Langkah yang diperlukan akan diambil terhadap siapa pun yang melanggar perbatasan Turki, meski seekor burung sekalipun," ujar Davutoglu.

Turki memiliki kekuatan militer terkuat kedua di antara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, angkatan udara mereka mengerahkan dua jet F-16 untuk mencegat jet Rusia. Pesawat Rusia tersebut akhirnya kembali ke wilayah udara Suriah, setelah jet Turki mencegahnya masuk. 

"Rusia harus bertanggung jawab atas insiden yang tidak diinginkan, yang mungkin terjadi," katanya.

Insiden kedua terjadi pada Ahad (4/10). Menurut militer Turki, sebuah jet tempur MiG-29—pesawat ini biasa digunakan oleh Rusia dan Suriah—telah mengganggu dua pesawat F16 milik Turki. Jet tempur Rusia tersebut mengunci radar pesawat F16 saat melakukan patroli di perbatasan.

Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu mengaku telah berbicara dengan rekannya, Menlu Rusia Sergei Lavrov serta mitra di NATO. Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, pelanggaran wilayah udara terjadi di selatan wilayah Yayladagi atau Hatay.

Pada Ahad, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan intervensi Rusia di Suriah sebagai kesalahan besar. Ia menyebut hal ini lebih lanjut akan berdampak pada isolasi Moskow.

Rusia telah mulai melancarkan serangan udara di Suriah untuk mendukung pasukan darat Presiden Bashar al Assad. Kampanye udara Rusia dimulai sejak Rabu lalu mengklaim menargetkan beberapa posisi Negara Islam Irak dan Suriah  (ISIS).

Seorang petinggi militer Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa AS tidak yakin bahwa Rusia secara tidak sengaja memasuki wilayah udara Turki. Menurut seorang sumber yang tidak mau disebutkan namanya ini, pembicaraan kini sedang dilakukan untuk membahas insiden tersebut. 

Pelanggaran tersebut dinilai sang narasumber sebagai langkah militer yang tidak profesional. Menurutnya, hal ini dibahas oleh Menteri Pertahanan AS Ash Carter dalam pembicaraan telepon dengan Menhan Rusia Sergey Shoygu.

Carter mengatakan bahwa AS membahas pelanggaran wilayah tersebut dengan Turki. Masalah ini akan dibahas juga dalam pertemuan dengan para menhan NATO pekan ini. n reuters/ap ed: yeyen rostiyani 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement