Sabtu 01 Aug 2015 20:03 WIB

Erdogan Singgung ISIS di Depan Jokowi

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --Pemerintah Indonesia menyambut kedatangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan disambut melalui upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jumat (31/7) pukul 15.30 WIB. Proses dimulai ketika iring- iringan mobil yang membawa rombongan Presiden Erdogan masuk ke kawasan Istana Merdeka melalui pintu sisi Jalan Merdeka Utara.

Seusai upacara, Presiden Joko Widodo langsung mengajak Presiden Erdogan masuk keruang tamu Istana Merdeka. Kedua kepala negara membahas sejumlah bidang prioritas di antaranya kerja sama ekonomi, pendidikan, dan industri pertahanan. Jokowi dan Presiden Erdogan juga bertukar pikiran mengenai kepentingan kedua negara dalam menghadapi isu global, seperti pemberantasan terorisme, situasi Timur Tengah, serta penanganan migran ilegal.

Dalam keterangan pers dengan Jokowi, Erdogan mengatakan, Indonesia dan Turki sama- sama negara anggota G-20. "Kita harus mengambil keuntungan dari hubungan ini," ujarnya, seperti dikutip AA. Menurut Erdogan, peranan kawasan Asia Pasifik semakin mening kat dan Turki menginginkan kerja sama yang lebih baik.

Erdogan juga menyinggung masalah Daesh, sebutan dari negara Arab untuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Jika ada tentara asing asal Indonesia untuk bergabung dengan ISIS, maka ini bukan hanya masalah Suriah saja," ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah warga Indonesia dilaporkan telah berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Mereka pergi ke sana setelah sebelumnya singgah di Turki. Beberapa di antara warga negara Indonesia juga telah ditangkap.

Ini merupakan kunjungan keempat Erdogan ke Indonesia dan pertama kali sebagai presiden. Sejumlah menteri ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut, antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsoedi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Saat memberi pidato di depan pelajar Indonesia di Jakarta, Erdogan mengatakan, keamanan komunitas internasional terancam akibat situasi yang terjadi di Suriah. Menurut Erdogan, rezim pemerintahan Bashar al-Assad telah melakukan beragam cara kotor seperti penggunaan senjata kimia dan misil balisitik.

Rencana nya, Erdogan akan melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu (1/8) pagi. Turki merupakan salah satu negara mitra terdekat Indonesia. Total perdagangan kedua negara mencapai 2,47 miliar dolar AS pada tahun lalu. rep: Halimatus Sa'diyah ap/reuters, ed: Teguh Firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement