Jumat 24 Jul 2015 15:00 WIB

Oposisi Turki Ingin Pemilu Dini

Red:

ISTANBUL -- Ketua kelompok oposisi terbesar di Turki mengatakan, pemilihan umum (pemilu) dini lebih mungkin terjadi dari pada pembentukan pemerintahan koalisi. Komentar ini dinilai menambah ketidakpastian politik di Turki.

"Saya melihat ada kemungkinan pemilu dini. Langkah-langkah yang didasari niat baik telah diambil untuk membentuk koalisi pemerintahan, tetapi jika kita melihat pada kenyataannya, ada sejumlah ganjalan," ujar Kemal Kilicdaroglu, ketua Partai Rakyat Republik (CHP), kepada harian Yeni Safak, Kamis (23/7).

Saat ini Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa masih menjalin pembicaraan tentang koalisi dengan CHP. Koalisi kedua partai ini dinilai paling mungkin terjadi untuk membentuk pemerintahan bersama. Pembicaraan ini diperkirakan akan berlangsung antara 10 dan 15 hari.

Namun, Kilicdaroglu bersikap skeptis meski ia mengakui koalisi adalah pilihan terbaik bagi stabilitas politik Turki. Menurut Kilicdaroglu, pembentukan koalisi akan menjadi jalan yang "paling sehat" untuk keluar dari ketidakpastian. Ia menilai, pemilu dini pun tidak akan menjamin bahwa AKP akan mendapat dukungan yang cukup kuat suara untuk dapat membentuk pemerintah sendirian.

Sementara itu komentar deputi ketua CHP yang juga mantan ketua CHP, Deniz Baykal, juga bersikap skeptis terhadap kemungkinan koalisi. Menurut dia, AKP tidak menginginkan membentuk koalisi. Baykal mengatakan, pemilu dini kemungkinan digelar November.

"AKP tidak ingin membentuk koalisi," ujar Baykal yang dikutip kantor berita IHA. "Pembicaraan tentang koalisi hanya pertunjukan teater saja. Akan ada pemilu dini pada November."

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu dari AKP harus menemukan mitra junior untuk membentuk pemerintahan koalisi. Dalam pemilu 7 Juni lalu, AKP gagal meraih suara mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya sejak berkuasa mulai 2002.   

Koalisi antara AKP yang berhaluan kanan dan CHP yang sekuler serta berhaluan kiri  diperkirakan akan rentan dan mudah pecah. Namun, jika keduanya berhasil membentuk koalisi, maka diperkirakan dapat menenangkan para investor asing serta menjinakkan perlawanan Kurdi di tenggara Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri mengisyaratkan lebih menyukai pemilu dini. Alasannya, pemilu dini dapat menjadi jalan bagi AKP yang dibentuk Erdogan meraih kembali suara mayoritas di parlemen. Suara mayoritas diyakini akan memuluskan rencana Erdogan untuk mendapatkan kekuasaan eksekutif yang lebih besar.

AKP tetap meraih suara mayoritas pada pemilu 7 Juni lalu, yaitu 40,9 persen suara. Namun, perolehan ini tidak memungkinkan AKP untuk membentuk pemerintahan sendiri. CHP meraih 25 persen suara, Partai Gerakan nasional (MHP) mendapat 16,3  persen suara. Partai baru yaitu Partai Demokratik Rakyat (HDP) meraih 13,1 suara. n  reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement