Jumat 24 Jul 2015 15:00 WIB

Pembangunan Kembali Gaza Dimulai

Red:

GAZA CITY -- Pembangunan kembali rumah-rumah yang hancur di Gaza dimulai  pada Rabu (22/7). Pembangunan itu dilakukan lebih dari setahun setelah serangan Israel pada musim panas 2014 yang berlangsung 50 hari.

Menteri Perumahan dan Pekerjaan Umum Mufid al-Hasayneh meletakkan batu pertama sebagai simbol dimulainya pembangunan di rumah pertama, yaitu milik keluarga Harara. Rumah ini berada di Shijaiyah, kawasan yang paling parah menjadi sasaran pengeboman Israel.

"Gerakan menuju pembangunan kembali yang sesungguhnya di Jalur Gaza telah dimulai, dan tidak tidak akan ada yang menghentikannya," ujar Hasayneh yang  dimuat al-Arabiya, Rabu (22/7). "Dalam beberapa hari ke depan kita akan menyaksikan banyak langkah di bidang pembangunan. Kita akan membangun kembali semua rumah yang sudah dihancurkan Israel," ujar dia sambil  mengucapkan terima kasih kepada sejumlah negara, termasuk Qatar dan Arab  Saudi, atas sumbangan mereka terhadap pembangunan Gaza.

Sekitar 18 ribu rumah luluh lantak di Gaza selama perang yang berlangsung 50 hari pada Juli hingga Agustus. Perang itu menewaskan sekitar 2.200 warga Palestina dan 73 orang di pihak Israel. PBB menyebutkan, ada sekitar 110 ribu orang tidak memiliki tempat tinggal.

Pembangunan kembali di Gaza dinilai lambat antara lain karena janji bantuan internasional yang tak kunjung dipenuhi serta sejumlah masalah internal Palestina. Israel menerapkan blokade di Gaza sejak sembilan tahun lalu.

Dunia internasional menyerukan agar Israel mencabut sepenuhnya blokade terhadap Gaza, untuk mempercepat pembangunan kembali wilayah tersebut. Jika tidak, krisis kemanusiaan dikhawatirkan akan memperuncing konflik.

Israel juga melarang pengangkutan bahan-bahan material pembangunan ke Gaza. Kini truk-truk pengangkut sudah boleh mengirimkan bahan material bangunan meski Israel tetap memberlakukan sejumlah syarat keamanan yang ketat. Israel mengendalikan lalu lintas dua per tiga aneka barang dan lalu lintas manusia  ke Gaza, sedangkan Mesir mengontrol sepertiga sisanya.

Menurut Israel yang dikutip al-Arabiya, lebih dari 1,1 juta ton bahan material sudah diizinkan masuk Gaza sejak Oktober lalu melalui perlintasan Kerem Shalom. Sedangkan, Mesir mengizinkan pasokan semen masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah. 

Proses pembangunan kembali ini diperkirakan akan berlangsung bertahun-tahun. Populasi Gaza kini sekitar 1,8 juta orang. Mereka telah mengalami tiga kali perang dengan Israel dalam waktu enam tahun terakhir.

Badan pengungsi Palestina di bawah bendera PBB, UNRWA, mengatakan bahwa sejauh ini dana yang diterima baru cukup untuk membangun kembali 200 rumah. Padahal, badan ini ditugaskan membangun 7.000 rumah.

Penggeladahan

Dari Tepi Barat dilaporkan, tentara Israel menembak Falah Abu Maria (52 tahun) dan  mencederai dua orang lainnya. Insiden ini terjadi ketika tentara Israel menggeledah sebuah rumah, Kamis (23/7).

Laman Aljazirah, Kamis, menuliskan bahwa menurut dokter di Rumah Sakit Hebron, Abu Maria ditembak dua kali di dada dari jarak relatif dekat. Ia ditembak  ketika mencoba menolong putranya yang akan ditahan tentara Israel, Mohn (22 tahun).

Mohn sendiri menderita cedera di kaki dan kini dilaporkan dalam kondisi stabil. Putra Abu Maria lainnya, Ahmad, menderita cedera ringan.

Seorang aktivis antipermukiman Israel di Hebron, Yusuf Abu Maria, mengatakan bahwa tidak ada bentrokan apa pun saat insiden terjadi. Menurut dia, penembakan tersebut terjadi di dalam rumah.

Sementara itu, juru bicara militer Israel mengatakan bahwa tentara mereka diserang  sekelompok orang yang membawa batu dan bata. Tentara Israel, katanya, merespons serangan dengan menembakkan senapan kepada pelaku utama.  ap/reuters

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement