Sabtu 04 Jul 2015 17:43 WIB

KPK Malaysia Selidiki Najib

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Lembaga antikorupsi Malaysia akan menyelidiki laporan the Wall Street Journal terkait aliran dana mencurigakan ke rekening pribadi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Laporan tersebut menyatakan, ada hampir 700 juta dolar AS dana masuk kerekening pribadi Najib.

"Kami akan melihat masalah ini," ujar Juru Bicara Komisi Anti - korupsi Malaysia Rohaizad Yaakob, Jumat (3/7). "Jika ada korupsi, kami akan menyelidiki."

Sebelumnya, the Wall Street Jour nalmengeluarkan laporan dana mencurigakan yang mengalir ke Najib. Mengutip dokumen investigator pemerintah, laporan menyatakan ada lima deposit atau setoran yang mengalir ke rekening Najib. Setoran itu berasal dari dua sumber.

Dua transaksi terbesar senilai 620 juta dolar AS dan 61 juta dolar AS yang dikucurkan pada Maret 2013 saat berlangsungnya kampa- nye pemilu Malaysia. Dana terse- but berasal dari perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Virgin melalui sebuah bank Swiss milik badan pembiayaan Abu Dhabi. Badan ini memiliki hubungan dengan 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

1MDB merupakan badan pemerintahan Malaysia yang berfokus pada investasi dan pengembangan ekonomi jangka panjang. Namun, lembaga ini sedang terlilit masalah utang. Badan yang didirikan Najib ini memiliki utang sebesar 11 miliar dolar AS.

International Petroleum Investment Co (IPIC) asal Abu Dhabi telah menyuntikkan dana sebesar 1 miliar dolar AS ke 1MDB untuk dana talangan utang pada Mei. Juru bicara IPIC belum memberikan komentar.

Transaksi mencurigakan lain yakni bernilai total 11,1 juta dolar AS. Dana tersebut berasal dari perusahaan energi pemerintah SRC International Sdn Bhd, dan ditransfer pada 2012. Aliran dana sempat mampir ke perusahaan di bawah 1MDB sebelum sampai ke Najib.

PM Najib Razak membantah laporan tersebut. Melalui pernyataan kantornya, Najib mengecam upaya bersama oleh individu ter- tentu yang ingin merusak kepercayaan terhadap perekonomian Malaysia. Laporan ini telah meno - dai pemerintah dan menyudutkan perdana menteri yang terpilih secara demokratis.

"Klaim terbaru dari investigasi tanpa nama sumber sebagai dasar untuk menyerang perdana menteri. Ini merupakan kelanjutan dari sabotase politik," kata pernyataan itu.

Dalam pernyataan terpisah, 1MDB juga membantah laporan itu. Menurut mereka, perusahaan tak pernah memberikan dana apa pun untuk perdana menteri. 1MDB menyebut laporan ini sebagai ulah pihak tak bertanggung jawab dan upaya sengaja yang dilakukan untuk merusak perusahaan.

Pada akhir Mei, 1MDB juga membantah telah menerima dana talangan sebesar 1 miliar dolar AS dari perusahaan pembiyaan Abu Dhabi, IPIC. Uang itu, kata 1MDB, merupakan bagian dari uang muka pembayaran bisnis.

Najib terus mendapat tekanan dalam kepemimpinannya. Mantan perdana menteri Mahathir Mohammad telah menyerunya untuk mundur dan memperingatkan adanya sesuatu yang busuk di negara itu.

Mahathir juga menyuarakan kekhawatiran kritikus mengenai jumlah utang besar 1MDB dan minimnya transparansi.

Setelah laporan the Wallstreet Journaltersebut, ringgit Malaysia jatuh ke level terendah terhadap dolar Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir. Penyelidikan ini menandai pertama kalinya Najib terkait langsung dengan penyidikan dalam kasus korupsi.

Politisi oposisi Malaysia, Jumat (3/7), meminta Najib mundur agar investigasi independen dapat dilakukan. "Kami meminta PM untuk mundur," ujar Tian Chua, wakil presiden dari Partai Keadilan Rakyat. Tony Pua, anggota parlemen lainnya, menambahkan, kabinet harus mendesak agar PM mundur. rep: Gita Amanda  reuters, ed: Teguh Firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement