Rabu 27 May 2015 16:00 WIB

Muslim Australia Tumbuh Eksponensial

Red:

JAKARTA — Muslim di Australia tumbuh secara eksponensial. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kelompok minoritas tersebut yang berkembang pesat secara statistik.

Peneliti dari Institut Agama, Politik, dan Masyarakat dari Australian Catholic University (ACU), Dr Joshua M Roose, mengatakan bahwa berdasarkan data statistik, pada data demografis 2011, Muslim di Negeri Kanguru tersebut mencapai lebih dari 476 ribu orang. Angka ini meningkat signifikan dari tahun 2006 dengan 340 ribu Muslim. Ini menunjukkan populasi Muslim Australia tumbuh secara eksponensial.

"Islam cenderung menjadi agama terbesar dunia tahun 2070," ujar Roose dalam kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Selasa (26/5).

Saat ini, jumlah penduduk Muslim di Australia didominasi Muslim asal Lebanon. Padahal, Muslim Indonesialah yang mengenalkan Islam di Australia.

Pada 2011 Indonesia menduduki peringkat delapan dalam melahirkan Muslim di Australia. Peringkat ini menurun dibanding 2006 silam. Saat itu Muslim Indonesia berada di peringkat ketujuh.

Menyadari kondisi masyarakat yang multikultural tersebut, Pemerintah Australia memiliki kebijakan empat prinsip utama. Hal itu dilakukan untuk menjaga persatuan masyarakat yang harmoni dan memelihara nilai-nilai demokrasi.

Salah satu dari empat prinsip utama tersebut adalah adanya pengakuan di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Hal ini berdampak baik bagi minoritas Muslim di Australia.

Setidaknya rata-rata rumah tangga Muslim di Australia memiliki pendapatan 400 hingga 599 dolar Australia per pekan.

Selain memiliki perekonomian yang mencukupi, Muslim Australia juga mengenyam pendidikan yang baik berkat dibukanya kesempatan untuk semua golongan. "Muslim rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang semakin meningkat di tingkat tersier (ketiga —Red)," kata Roose.

Salah satu bentuk pengakuan di tengah masyarakat Australia adalah kemudahan bagi Muslim untuk memperoleh makanan halal, termasuk daging.

"Karena di Australia memiliki rumah potong halal dan tidak halal," katanya.

Perkembangan Muslim di Australia tersebut terlihat dengan adanya Salam Cafe, beasiswa Shekh Fehmi oleh Bank Nasional Australia, investasi syariah yang diluncurkan oleh Crescent Wealth, musik hiphop Muslim oleh the Brothahood dan sebagainya. Muslim Australia juga menjelma  menjadi beberapa publik figur, seperti penulis dan produser televisi Peter Gould, penulis buku RandaAbdel Fatah yang merupakan keturunan Muslim Palestina dan Mesir, serta jurnalis ternama Waleed Aly.

Roose mengatakan, banyak pula Muslim yang menjadi pekerja profesional, pengusaha, intelektual, atlet, bahkan menjadi bankir, seperti Muslim asal Lebanon, Ahmad Fahour.

Sayangnya, kata Roose, di balik kondisi baik tersebut, Muslim di Australia juga menjadi penyumbang anggota militan ISIS di Suriah dan Irak yang cukup besar. Tidak hanya itu, perlawanan juga terjadi di tetangga negara Selandia Baru tersebut, seperti tindak terorisme domestik dan Islam salafi.

n ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement