Selasa 21 Apr 2015 18:00 WIB

Al-Shabaab Serang Staf PBB

Red:

PUNTLAND -- Kelompok pemberontak  Somalia, al-Shabaab, melancarkan serangan ke arah kendaraan minivan yang membawa staf PBB, Senin (20/4). Serangan di wilayah semiotonom Puntland itu menewaskan sembilan orang, termasuk empat staf PBB untuk bantuan anak-anak (Unicef).  

"Serangan bom peledak rakitan terjadi ketika staf sedang keluar dari rumah peristirahatan mereka ke kantor, normalnya hanya membutuhkan waktu sekitar tiga menit," ujar Unicef dalam pernyataannya, kemarin.

Unicef menambahkan, lebih dari empat anggota Unicef juga menderita luka parah akibat serangan tersebut. Al-Shabaab telah menjadi momok menakutkan di Somalia. Mereka bertujuan menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat.

Beberapa waktu lalu, kelompok al-Shabaab juga mengaku bertanggung jawab atas serangan ke Universitas Garissa di Kenya.  Sebanyak 148 orang tewas dalam serangan mematikan tersebut.

Al-Shabaab menyatakan, serangan ke Garissa merupakan balasan atas pengiriman pasukan tempur Kenya ke Somalia yang hendak memerangi kelompok itu. "Kami berada di balik serangan Garowe (ibu kota Puntland)," ujar juru bicara al-Shabaab, Syeik Abdiadis Abu Musab dalam pernyatannya kepada Reuters.

Mohamed Abdi, seorang polisi yang berada di lokasi serangan, sebelumnya mengatakan, warga Kenya dan Somalia terbunuh dalam serangan ke minivan PBB. Abdiwali Hirsi, menteri informasi Puntland, mengatakan kepada Aljazirah, dua korban lain diketahui merupakan aparat keamanan Somalia. Namun, ia tidak mengidentifikasi tujuh lainnya.  

Nicholas Kay, pelapor khusus PBB untuk Somalia, dalam kicauan di Twitter-nya mengaku terkejut atas serangan yang menyebabkan sejumlah korban tewas itu. "Saya terguncang dengan serangan itu," tulisnya.

Berdasarkan gambar yang diunggah di media sosial, tampak kendaraan putih PBB yang berlumuran darah dengan kaca pecah dan atap mobil terempas.

Somalia tampak tak kuasa menghadapi pemberontak. Satu-satu jalan adalah meminta bantuan Kenya dan Uni Afrika. Namun belakangan, Kenya juga kewalahan dengan ulah pemberontak. 

Kenya justu mendesak PBB untuk memindahkan kamp pengungsi Somalia yang berada di perbatasan kedua negara dalam tiga bulan ke depan. Kenya menilai kamp Dadaab telah menjadi tempat persembunyian kelompok milisi.

Kenya ingin Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) memindahkan kamp tersebut ke dalam wilayah Somalia. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mendapat tekanan dari dalam negeri agar bisa menghentikan para pemberontak. Tercatat, lebih dari 400 orang tewas sejak Kenyatta memimpin pada April 2013. rep: Lida Puspaningtyas ap/reuters ed: Teguh Firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement