Rabu 01 Apr 2015 16:00 WIB

Menlu Yaman Minta Serangan Darat

Red:

KAIRO -- Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yasseen, meminta koalisi  pimpinan Arab Saudi agar menggelar intervensi serangan darat di Yaman  "sesegera mungkin". Sementara, Iran meminta seluruh pihak di Yaman  menahan diri dan kembali ke dialog.

"Yes, kami memang meminta (serangan darat—Red), dan sesegera  mungkin demi menyelamatkan infrastruktur kami dan rakyat Yaman yang tersandera di banyak kota," ujar Yasseen saat diwawancara televisi Al-Arabiya Hadath, Selasa (31/3).

Dari Kuwait dilaporkan, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir  Abdollahian, mengatakan, Iran dan Arab saudi bisa bekerja sama untuk  menyelesaikan konflik di Yaman. 

"Iran dan Arab Saudi bisa bekerja sama menyelesaikan krisis Yaman,"  ujar Abdollahian. "Kami merekomendasikan agar seluruh pihak di Yaman  kembali tenang dan berdialog."

Menurut Abdollahian, Iran sedang mencoba menjalin komunikasi dengan  Arab Saudi. Ketika ditanya apakah Iran juga memiliki rencana untuk  menuntaskan perang, ia menjawab, "Kami punya proposal."

Pasukan Angkatan Laut yang dipimpin Arab Saudi memblokade pelabuhan Yaman saat serangan udara koalisi melancarkan serangan ke kota pelabuhan Aden, Senin (30/3). Langkah  ini diambil untuk menghalau langkah pemberontak Houthi.

Langkah memblokir pelabuhan dilakukan bertujuan untuk mencegah para pemberontak mendapat pasokan persenjataan. Pasukan juga  mengebom sejumlah bandara yang dikuasai pemberontak. Para pemberontak selama ini dituduh mendapat dukungan dari Iran, tetapi Iran menolak tuduhan tersebut.

Kepala Serangan Udara Arab Saudi Brigadir Jenderal Ahmed Asiri mengatakan, Angkatan Laut Arab Saudi menghalangi pergerakan kapal untuk mencegah senjata maupun pemberontak masuk atau meninggalkan Yaman. Namun, menurutnya, hingga saat ini mereka belum mencegat apa pun.

Serangan udara yang diluncurkan Saudi pada Kamis (26/3) lalu telah menargetkan sembilan dari 21 provinsi di Yaman untuk mencegah Houthi mencapai Aden. Ini dilakukan untuk melindungi markas Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang membentuk ibu kota sementara di Aden.

Asiri mengatakan, banyak serangan udara yang dilakukan pada Ahad  (29/3) dan Senin (30/3) berfokus untuk memperlambat kemajuan Houthi di Aden. Menurut dia, Houthi berupaya menembakkan rudal balistik pada Senin, tapi tak berfungsi. Pesawat-pesawat tempur kemudian  memukul mundur Houthi.

Sementara itu, jaringan televisi yang dikuasai Houthi mengatakan koalisi  mengebom tempat pengungsian di kota Saada di utara Yaman. Serangan tersebut menewaskan 40 orang.

Namun, saksi mata mengatakan, kamp-kamp di Saada dulu memang digunakan untuk rumah pengungsi sebelum konflik. Kini, wilayah tersebut telah diduduki pasukan Houthi sehingga sebagian besar korban tewas akibat serangan merupakan pemberontak Houthi.

Menteri Luar Negeri Yaman Riadh Yassin sebelumnya menyalahkan artileri Houthi atas serangan di Saada.

Korban sipil

Seorang pekerja kemanusiaan mengatakan, serangan mengenai truk milisi Houthi di gerbang kamp Mazraq, dekat Haradh. Serangan itu  menewaskan warga, penjaga, dan pemberontak.

"Orang-orang di Al-Mazraq hidup dalam kondisi yang sangat keras dan sekarang mereka mengalami konsekuensi dari serangan udara di kamp  mereka," kata Manajer Operasional Medicines Sans Frontieres (MSF) untuk Yaman, Pablo Marco.

Warga mengatakan, pesawat tempur Saudi juga mengguncang gedung-gedung di distrik Khor Maksar, Aden. Sebuah serangan  sporadis menewaskan sedikitnya tiga orang di sebuah mini bus di wilayah yang sama.

Dalam berita pada Ahad malam, Wakil Kepala Pusat Kesehatan setempat, Abdel-Nasser al-Wali, mengatakan, korban tewas dari  pertempuran darat di Aden telah mencapai 86 orang. Serangan yang dimulai Kamis itu juga membuat sekitar 600 orang terluka.

Di Sana, jet tempur melanda sekitar wilayah istana presiden pada Senin malam. Serangan juga menghancurkan jendela dan membuat rumah-rumah bergetar. Sebagian besar serangan udara yang diluncurkan pada malam hari itu membuat ratusan warga melarikan diri.

Kementerian Dalam Negeri Yaman mengatakan, sejak kampanye udara dimulai, Houthi dilaporkan telah menangkap sekitar 140 warga negara asing. Mereka yang ditangkap diduga menjadi intelijen Saudi. n ap/reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement