Jumat 13 Mar 2015 14:00 WIB

Warga Suriah Jatuh ke Jurang Kemiskinan

Red:

DAMASKUS - Perang berkepanjangan membuat kehidupan warga Suriah kian memprihatinkan. Laporan pendukung PBB yang dikeluarkan Pusat Penelitian Kebijakan Suriah, Rabu (11/3), menunjukkan, sebanyak 80 persen penduduk Suriah telah jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Tak hanya itu, tingkat harapan hidup warga berkurang hingga 20 tahun dan kerugian ekonomi telah mencapai 200 miliar dolar Amerika Serikat. Tingkat pengangguran pun melonjak dari 14,9 persen pada 2011 menjadi sebesar 57,7 persen pada akhir 2014.

"Sebagian besar masyarakat telah kehilangan kesempatan untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan, 4 dari 5 warga Suriah kini hidup dalam kemiskinan," tulis laporan itu, Rabu (11/3).

Suriah kini memiliki jumlah pengungsi terbesar kedua di dunia setelah Palestina. Sebanyak 3,3 juta jiwa pergi meninggalkan negara itu. Jumlah itu belum termasuk 1,55 juta jiwa yang meninggalkan Suriah untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Adapun 6,8 juta jiwa warga mengungsi dari rumah mereka tetapi masih tetap berada di dalam Suriah. Laporan yang didukung Program Badan Pembangunan PBB (UNDP) memperkirakan 210 ribu orang tewas dan 840 ribu orang terluka. Jumlah itu sekitar enam persen populasi Suriah.

Sistem pendidikan di Suriah tak luput terkena imbas dari konflik. Kini 50,8 persen anak usia sekolah tak lagi bersekolah pada periode 2014-2015.

Kemerosotan yang terjadi di Suriah membuat lebih dari 20 kelompok bantuan internasional melontarkan kritikan tajam ke Dewan Keamanan PBB pada Kamis (12/3).  Mereka menilai DK PBB telah gagal melaksanakan resolusi yang disahkan tahun lalu untuk meningkatkan bantuan bagi sipil di Suriah.

DK PBB memang pernah mengeluarkan resolusi pada Desember lalu. Resolusi itu menyatakan, perpanjangan pengiriman bantuan lintas batas ke Suriah tanpa persetujuan Damaskus.

Namun, sebanyak 21 organisasi kemanusiaan dan hak asasi mengatakan, resolusi tersebut belum direalisasikan dalam tindakan nyata di lapangan. PBB, menurut mereka, telah gagal melaksanakan keputusannya. "Tahun lalu adalah tahun paling gelap dalam perang mengerikan ini. Pihak berkonflik bertindak dengan impunitas dan mengabaikan tuntutan Dewan Keamanan PBB," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsian Norwegia Jan Egeland.

Konflik Suriah juga telah merusak peradaban tertua, Kota Aleppo. Krisis bahan bakar menjadi salah satu persoalan utama. Semua pohon di taman umum di wilayah itu pun telah dilucuti untuk dijadikan kayu bakar.

Bahkan, beberapa keluarga sampai harus memotong meja sekolah dan kursi untuk dijadikan kayu bakar demi menghangatkan tubuh. Di Aleppo, warga masih dapat menemukan makanan jika mereka mampu membelinya. Hampir semua toko tutup kecuali di beberapa lingkungan.

Dalam hal kesehatan tak kalah memilukan. Di timur Aleppo, dr Omar al-Masri mengatakan, ia melakukan operasi otak tanpa CT scanner. Ia mengatakan, bukan hanya pasien, semua yang di sana seperti sedang menunggu untuk mati. "Bom barel bisa juga menargetkan rumah sakit," ujarnya.  n ap/reuters ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement