Jumat 06 Mar 2015 17:58 WIB

Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Libur Sekolah di New York

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, New York akan menjadi kota metropolis pertama di Amerika Serikat (AS) yang akan menghormati dua hari besar umat Islam, Idul Fitri dan Idul Adha. Wali Kota New York Bill de Blasio mengumumkan pada Rabu (4/3) bahwa sekolah akan libur pada perayaan kedua hari besar tersebut.

“Ini perubahan yang wajar, mengakui akan komunitas Muslim kita yang terus berkembang dan menghormati kontribusi mereka kepada kota kita,” ujar de Blasio.

De Blasio juga menulis di akun Twitter-nya, “Hari ini kami umumkan penambahan Idul Adha dan Idul Fitri ke daftar hari libur @NYCSchools, sebuah perubahan untuk menghormati keberagaman kota kita”.

Menurut laman New York Times edisi Rabu, pengumuman itu menjadi angin segar setelah sekian lama Muslim menanggung rasa dicurigai dan menghadapi sikap permusuhan sejak serangan 11 September 2001. Sebenarnya sejumlah kota lain, seperti Massachusetts, Michigan, dan New Jersey sudah memasukkan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur sekolah. Namun, dibanding New York, kota-kota tersebut masih kalah fenomenal dalam hal ukuran dan simbolismenya. Kota ini memiliki 1,1 juta anak sekolah.

De Blasio, politisi Demokrat yang menjanjikan New York sebagai kota yang lebih toleran dan inklusif, menggambarkan kebijakan libur itu sebagai “masalah keadilan”. Namun, kebijakan itu terasa monumental karena diumumkan saat warga Muslim Amerika menghadapi sorotan seiring serangan teroris di Eropa dan kekerasan baru di Timur Tengah.

Menurut Wali Kota, hari libur Idul Fitri akan dimulai di malam hari pada 23 September hingga 24 September tahun ini. Tahun ini Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada musim panas, maka perayaan ini telah ditetapkan menjadi hari libur, terutama bagi para pelajar dan guru yang menghadiri sekolah musim panas. Libur berikutnya adalah Idul Adha.

Mudah berintegrasi

Imam Masjid New York, Shamsi Ali, mengaku sangat mengapresiasi penetapan tersebut. “Saya sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pengumumannya yang direncanakan pukul 10 pagi ini waktu New York,” kata tokoh Muslim asal Indonesia ini dalam pesan singkat kepada Republika, Rabu.

Imam Shamsi Ali menyatakan sangat bersyukur atas kebijakan penetapan hari libur resmi ini. Sebab, lanjut Imam Shamsi, hal ini merupakan buah perjuangan umat Islam AS yang sudah cukup lama untuk mendapatkan hak liburan setiap masuk waktu dua hari raya.

“Dimulai sejak 10 tahun lebih yang lalu. Kita perjuangkan lewat DPRD New York dengan membentuk koalisi untuk Muslim Holiday, lalu tahun 2012 kita berhasil mengegolkan rancangan UU di DPRD New York dengan dukungan 100 persen anggota DPRD,” jelas Imam Shamsi Ali.

Sayangnya, kata Imam Shamsi, wali kota New York waktu itu, Michel Bloomberg, menolaknya. Alasan Bloomberg menolak menandatangani RUU itu, kata Imam Shamsi, karena nanti kelompok agama-agama lain akan meminta kebijakan serupa. Meskipun, sebenarnya jumlah populasi umat Islam di New York cukup besar.

Dengan adanya penetapan ini, Imam Shamsi menuturkan, kaum Muslim kian mudah berintegrasi dengan masyarakat AS pada umumnya. Sekaligus, lanjutnya, kaum Muslimin pun bisa berbangga hati. Sebab, umat Muslim semakin diperhitungkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan demi membina kedamaian di jantung AS.

“Kami semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk memberikan sumbangsih kepada kota ini,” kata Imam Shamsi.

Kabar ini juga disambut Jamaica Muslim Center di Queens, New York. Abdul Khan, seorang staf di lembaga tersebut, mengatakan anak-anak Muslim kini bisa bergabung dalam acara saling mengunjungi Muslim lain “untuk menikmati makanan, bertemu sanak saudara, dan mendapatkan hadiah”.

“Mereka mendapatkan hari libur, kita juga seharusnya dapat libur—setiap orang harus dapat hari libur,” ujar Khan, seperti dikutip laman the Guardian edisi Rabu.

Menurut laman tersebut, kedua hari libur baru ini akan menambah daftar hari libur sekolah setelah Hari Buruh, Rosh Hashanah, Columbus Day, Hari Veteran, Thanksgiving, Natal, Tahun Baru, Dr Martin Luther King Jr Day, Hari Presiden, dan Hari Memorial.

ap/reuters/c13 ed: Yeyen Rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement