Ahad 25 Jan 2015 14:17 WIB

Menanti Langkah Raja Baru Arab Saudi

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Dunia menunggu langkah raja baru Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Azis, setelah mangkatnya Raja Abdullah bin Abdul Azis. Raja Salman (79) langsung bergerak cepat dengan menunjuk saudara tirinya, Muqrin bin Abdul Azis (69), sebagai putra mah kota kerajaan dan keponakannya, Mohammed bin Nayef (55), sebagai deputi putra mahkota.

Langkah cepat Salam menunjuk putra mahkota dan deputi putra mahkota meredam spekulasi perpecahan internal kerajaan. Raja Salman pada Jumat (23/1), juga menyampaikan janji akan melanjutkan kebijakan Raja Abdullah dalam hal energi dan kebijakan luar negeri.

Raja Salman naik tahta dalam kondisi keamanan di Timur Tengah yang kurang baik. Ia diprediksi akan menghadapi tantangan jangka panjang. Saat ini harga minyak dunia terjun bebas. Munculnya kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang bersumpah akan menggulingkan keluarga kerajaan Arab Saudi juga menjadi tantangan tersendiri.

Sang raja baru disebut juga harus memperhatikan sepak terjang Iran yang memiliki pengaruh dalam konflik di sejumlah negara seperti Irak, Suriah, Lebanon, Bahrain, dan yang terbaru di Yaman. Hubungan yang naik turun dengan Amerika Serikat (AS) juga akan menjadi ujian kepemimpinan Raja Salman.

Dalam pidato pertamanya sebagai raja yang disiarkan langsung di televisi Saudi, Salman berjanji akan mempertahankan pendekatan yang sama dalam ekspor minyak Arab Saudi. Ia juga menyerukan persatuan antarnegara- negara Arab.

"Kami akan terus, insya Allah, untuk membawa negara ini seperti yang telah dicapai oleh almarhum Raja Abdul Aziz," katanya.

Keputusan cepat Raja Salman menunjuk putra mahkota dan deputi putra mahkota dipandang sebagai langkah baik. Raja Salman tidak menggunakan jeda waktu berbulan-bulan untuk menentukan putra mahkota seperti raja-raja sebelumnya.

"Jeda waktu itu berbahaya," kata pengamat politik Timur Tengah Joseph Kechichian. "Penunjukan Mohammed bin Nayef oleh Raja Salman adalah penegasan stabilitas dalam menghadapi semua ancaman," imbuhnya.

Mohammed bin Nayef menjabat menteri dalam negeri dan dikenal dengan kebijakan kerasnya terhadap terorisme. Mohammed bin Nayef juga cucu pendiri kerajaan Raja Abdulazis pertama yang menjadi deputi putra mahkota.

Sejak kematian Raja Abdulazis yang juga dikenal dengan Ibn Saud pada 1953, semua garis tahta dipegang oleh anak-anaknya. Keputusan Raja Salman menegaskan langkahnya dalam mendorong pemimpin muda dari anggota kerajaan, termasuk menunjuk anaknya, Mohammed bin Salman, sebagai menteri pertahanan dan kepala pengadilan kerajaan.

Sang Putra Mahkota, Muqrin bin Abdulazis, adalah mantan pilot pesawat tempur dan dikenal karena pandangannya dalam mendukung reformasi jangka panjang di Arab Saudi. Raja Salam diprediksi akan meneruskan kebijakan kerajaan yang melakukan pendekatan secara seimbang dengan para ulama, suku-suku, termasuk dengan Barat.

Raja Salman juga harus melampaui capaian pendahulunya, Raja Abdullah, yang dikenal luas melakukan reformasi terutama di bidang ekonomi. Raja Abdullah dipandang berhasil mengatasi krisis ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, termasuk membentuk anak-anak muda Arab Saudi ke jenjang profesional.

"Saya pikir (Salman) akan melanjutkan reformasi Abdullah. Dia menyadari pentingnya hal ini. Dia tidak konservatif secara pribadi, tetapi dia menghargai pendapat konstituen konservatif negara," kata Jamal Khashoggi, kepala saluran berita milik seorang pangeran Saudi.

Dia diperkirakan akan berfokus pada penciptaan lapangan kerja dan proyek-proyek infrastruktur besar untuk mengantisipasi penurunan harga minyak.

Raja Abdullah sesuai tradisi di Arab Saudi dimakamkan secara sederhana tanpa nisan di kuburannya. Dalam sesi upacara pemakaman, Raja Salman memimpin doa. Sesi pemakaman ini dihadiri pemimpin-pemimpin dari negara Islam seperti Presiden Turki Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mehleb, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Presiden Pales tina Mahmud Abbas, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Sementara pemimpin non- Muslim akan memberikan penghormatan kepada raja baru dan putra mahkota dalam beberapa hari mendatang.

Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement