Senin 22 Dec 2014 16:00 WIB

AS Lepas Warga Afghanistan

Red:

WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memulangkan empat warga Afghanistan dari Penjara Guantanamo, Kuba, Sabtu (20/12). Mereka diterbangkan ke Kabul dengan sebuah pesawat militer, kemudian diserahkan kepada Pemerintah Afghanistan.

Keempat orang itu adalah Shawali Khan, Khi Ali Gul, Abdul Ghani, dan Mohammed Zahir. Mereka ditangkap karena dicurigai sebagai anggota Taliban atau kelompok-kelompok yang berhubungan dengan Taliban. Khan dikirim ke Guantanamo 11 tahun lalu.

Gul ditangkap pada 2002 dengan tuduhan sebagai anggota intelijen Taliban. Ia tetap bersikeras menyatakan dirinya tak bekerja untuk Taliban. Ghani juga masuk Guantanamo pada 2002, ia dituding sebagai penjahat perang.

Tapi, ia menolak tuduhan itu. Ia mengaku tak pernah melakukan serangan roket seperti yang dituduhkan kepada dirinya. Sementara, Zahir ditangkap pada 2003. Ia dituding menyediakan senjata bagi Taliban. Tapi akhirnya tuduhan tersebut tak terbukti.

Mereka masuk kategori tak berpotensi melahirkan ancaman besar. Meski demikian, AS harus memikirkan pemulangan itu selama berbulan-bulan. AS mempertimbangkan kemampuan Afghanistan dalam menangani mereka setelah bebas dari Guantanamo.

Di sisi lain, langkah ini merupakan bentuk kepercayaan AS kepada  pemerintahan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani. "Ghani mendesak Washington memulangkan warganya dari Guantanamo," ujar seorang pejabat senior AS.

Menurut dia, Ghani mengajukan permintaan khusus kepada Presiden AS Barack Obama agar memulangkan warganya dari Guantanamo. Karena itu, Pemerintah Afghanistan memberikan jaminan keamanan atas pemulangan empat tahanan itu.

"Keempat orang itu akan bersatu kembali dengan keluarganya dalam waktu dekat ini," demikian pernyataan Afghanistan's High Peace Council, sebuah badan yang dibentuk pemerintah untuk menangani isu terorisme.

Pemulangan empat warga Afghanistan itu mengurangi tahanan yang mendekam di Guantanamo. Saat ini terdapat 132 tahanan, termasuk delapan tahanan berwarga negara Afghanistan. Beberapa tahanan lagi akan bebas sebelum akhir tahun ini. 

Para pengacara yang mewakili empat tahanan Afghanistan itu, sering menegaskan kliennya tak bersalah. Wells Dixon, pengacara Shawali Khan, mengatakan, "Pemerintah AS memutuskan bahwa Khan bukan ancaman bagi siapapun."

Dixon yang dikutip laman berita BBC, mengaku terkejut karena Khan baru dibebaskan sekarang, bukan beberapa tahun lalu. Ia berharap, AS membebaskan tahanan lain dari Penjara Guantanamo dalam waktu dekat ini.

Sejak November lalu, AS membebaskan 13 tahanan Guantanamo, termasuk enam tahanan yang dikirimkan ke Uruguay pada awal Desember. Presiden AS Barack Obama berjanji menutup penjara itu yang dibuka pada 2002 saat pemerintahan Presiden Geoge W Bush.

Tapi, ia menghadapi kendala karena belum adanya persetujuan dari kongres. Dalam pernyataannya, Jumat (19/12), Obama mengeluhkan pembatasan pembebasan tahanan Guantanamo oleh kongres yang kini dikuasai oposisi, Partai Republik.

"Masih beroperasinya fasilitas penahanan di Guantanamo, merusakan keamanan nasional kita. Kita harus menutupnya," kata Obama.

Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, Jumat (19/12), korban warga sipil akibat kekerasan di Afghanistan bisa mencapai 10 ribu orang pada akhir 2014. Ini menggambarkan memburuknya kekerasan di negeri tersebut menjelang hengkangnya pasukan internasional.

Menurut United Nation's Mission's for Afghanistan (UNAMA), korban sipil pada November tahun ini melonjak 19 persen dibandingkan pada bulan yang sama, pada tahun sebelumnya. Korban anak-anak juga melonjak 33 persen dan korban perempuan 12 persen dibandingkan 2013. 

"Jatuhnya korban sipil merupakan kejadian tragis," kata Nicholas Hasyom, utusan PBB untuk Afghanistan. Pertempuran darat pasukan pemerintah dan Taliban, tetap menjadi penyebab utama kematian warga sipil. Taliban telah menyebabkan 75 persen kematian. n ap/reuters rep: lida puspaningtyas ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement