Kamis 18 Dec 2014 15:00 WIB

India Berduka untuk Pakistan

Red:

NEW DELHI — India siap memberikan bantuan atas tragedi yang terjadi di sekolah Peshwar, Pakistan. Dilansir dari TimesofIndia, Rabu (16/12), beberapa jam setelah pembantaian anak-anak sekolah di Peshwar, Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Perdana Menteri Pakistan.

Modi mengutuk tindakan terorisme yang menewaskan 141 siswa sekolah. Ini merupakan serangan yang sangat biadab karena menimpa anak-anak tak bersalah. "Serangan ini bukan hanya masalah negara, melainkan juga kejahatan kemanusiaan," ujarnya.

Menurut Modi, tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan perasaannya akibat serangan teror ini. Modi bersama para anggota parlemen lainnya pun segera mengajak masyarakat untuk menundukkan kepala selama dua menit untuk mengenang korban teror Sekolah Umum Angkatan Darat Peshwar.

Sebelumnya, pada Selasa (15/12), seluruh sekolah di India juga turut mengheningkan cipta bagi para korban teror Taliban. Menurut Modi, hal ini merupakan bentuk empati warganya terhadap tragedi ini.

Peristiwa penyerangan kelompok Taliban terhadap sekolah di Peshawar memang telah mengguncang dunia. Modi mengakui pihaknya merasakan sakit dan duka yang sama. Dia mengajak kedua negara bergandeng tangan mengalahkan tindakan brutal terorisme. Sehingga, anak-anak India dan Pakistan mampu menghadapi masa depannya tanpa bayang-bayang terorisme.

Duka cita mendalam yang ditunjukkan India terhadap Pakistan, memberikan dinamika baru dalam hubungan kedua negara. Sebelumnya, India dan Pakistan berada dalam ketegangan karena masalah perbatasan dan pengembangan nuklir.

Dilansir dari Dailymail Pakistan melarang pesawat India melintasi wilayahnya. Mereka juga memerintahkan setengah diplomatnya dikirim kembali pulang. Dua jam sebelumnya India pun melakukan hal serupa. Pasukan dari kedua negara juga terus berjaga di kedua sisi perbatasan selama berhari-hari. Ini merupakan ketegangan antara kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

Pasukan kedua belah pihak pun saling bergerak dengan jet tempur, tank, dan artileri untuk memperluas pangkalan dan meletakkan ranjau.

"Kami memiliki kapasitas untuk bereaksi dan membalas dengan segala cara," kata juru bicara Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf Rashid Quereshi.

Ketegangan kemudian semakin meningkat pada 13 Desember lalu ketika terjadi serangan bunuh diri oleh Taliban di Delhi, India. Serangan tersebut menewaskan 14 orang. Pihak India mengatakan kekejaman tersebut diperintahkan oleh intelijen Pakistan. Namun, Pakistan buru-buru menyanggah tuduhan tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Aziz Ahmed Khan mengatakan, pihaknya kecewa dengan tindakan sepihak yang dilakukan India. Pakistan berharap masalah ini dapat diselesaikan di meja perundingan. n ed:setyanavidita livikacansera. rep: ratna ajeng tejomukti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement