Jumat 28 Nov 2014 18:00 WIB

Ferguson Lebih Tenang

Red:

FERGUSON – Jalan-jalan di Ferguson, Negara Bagian Missouri, AS, lengang, Rabu (26/11). Dua malam sebelumnya, kerusuhan melanda kota ini. Pemicunya, putusan juri utama yang tak mendakwa polisi berkulit putih yang membunuh remaja kulit hitam pada 9 Agustus.

Salju yang turun lebat membantu meredam luapan aksi massa. Puluhan pengunjuk rasa berimpitan karena dinginnya salju di luar markas kepolisian wilayah suburban St Louis. Pemandangan ini sangat kontras dibandingkan pada Senin (24/11) lalu, ratusan orang turun ke jalan.

Sekitar enam orang rohaniawan mengenakan rompi oranye juga hadir di antara pengunjuk rasa pada Rabu (26/11) malam. Sebagian dari mereka berdiri dalam diam di atas salju. Pengendara yang melewati mereka membunyikan klakson sebagai tanda dukungan.

Massa juga melontarkan celaan terhadap Garda Nasional. Keadaan Ferguson yang lebih tenang memungkinkan sebagian warga dan pemilik tempat usaha membersihkan jalan setelah dua hari dipenuhi massa dan kerusuhan.

Beberapa selebritas AS dikabarkan menyerukan boikot pada Black Friday, salah satu hari paling sibuk untuk berbelanja setelah perayaan Thanksgiving, Kamis (27/11).

Gubernur Missouri Jay Nixon menyatakan, kehadiran 2.200 personel Garda Nasional sangat membantu. Ia sempat menuai kritik karena tak mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah memadai pada saat pengumuman putusan juri utama, Senin (24/11) malam.

"Kehadiran Garda Nasional sangat membantu," kata Nixon. Selain itu, ia menolak desakan memilih juri utama baru untuk menetapkan putusan hukum. Sebelumnya, polisi kulit putih Darren Wilson bebas dari dakwaan membunuh remaja kulit hitam, Michael Brown.

Putusan juri utama meningkatkan ketidakpercayaan warga kulit hitam terhadap aparat penegak hukum. Bahkan, Presiden AS Barack Obama mengakui polisi dan kelompok minoritas memiliki rasa saling tak percaya yang mendalam.

Keluarga Michael Brown menyatakan sangat terpukul dengan putusan hukum itu. Ibu Michael Brown, Lesley McSpadden, mengatakan, saat ini merupakan waktu yang sangat sulit dan menghancurkan hatinya. Ia mengakui, susah tidur.

Menurut dia, gambaran Wilson mengenai putranya tidak terhormat dan menghina. Polisi itu mengatakan, Brown menyerupai setan yang marah dan memulai konfrontasi. "Saya mengenal anak saya, dia tak akan memprovokasi dan menyerang seseorang.’’

Terkait kerusuhan di Ferguson dan meluasnya aksi massa di puluhan kota di AS, Rusia menyatakan, itu bukti kemunafikan AS. Tak seharusnya AS menggurui Rusia mengenai hak asasi manusia.

"AS mestinya fokus saja pada masalah dalam negeri dan menjamin hak asasi manusia daripada mengkhotbahi negara lain soal hal itu,’’ demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir laman berita Alarabiya. n reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement