Jumat 07 Nov 2014 17:16 WIB

DK PBB Diminta Tegas

Red:

NEW YORK — Dewan Keamanan (DK) PBB diminta ikut menghentikan provokasi Israel di kompleks Masjid al-Aqsa, Yerusalem. Berlanjutnya ketegangan di situs Muslim itu akan menyebabkan krisis lain yang mengancam perdamaian Timur Tengah.

Palestina dan Yordania menyampaikan desakan kepada DK PBB setelah terjadi bentrok di kompleks al-Aqsa, Rabu (5/11) pagi. Lebih dari 300 polisi mengawal ekstremis Israel yang memasuki al-Aqsa dan akhirnya bentrok dengan warga Palestina yang menentang langkah mereka.

Seorang anggota Hamas dilaporkan marah mendengar bentrok. Ia mengemudikan minivan ke arah kerumunan orang yang menunggu kereta api. Satu orang tewas dan 13 lainnya terluka. Beberapa jam kemudian, pengendara motor Palestina menabrak tiga tentara Israel.

Dubes Palestina untuk PBB Riyad Mansour dalam suratnya kepada DK PBB mengatakan, polisi Israel menggunakan gas air mata dan peluru karet pada warga Palestina yang beribadah di al-Aqsa. Sekitar 20 orang luka berat.

Para ekstremis, jelas dia, menodai kesucian tempat suci umat Islam. Ada di antara mereka yang masuk masjid dan memanjat mimbar tanpa melepaskan sepatunya. "Bagi Muslim, ini pelecehan. Muslim selalu melepaskan sepatu ketika memasuki masjid."

Mansour berencana mendesak pemungutan suara pada November ini atas draf resolusi diakhirinya pendudukan Israel di tanah Palestina pada November 2016. Tahun itu tenggat bagi pasukan Israel untuk mundur dari wilayah Palestina.

Dubes Yordania untuk PBB Dina Kawar mengungkapkan, pasukan khusus dan polisi Israel melarang jamaah Muslim memasuki kompleks al-Aqsa. Sebaliknya, mereka mengizinkan pemimpin agama dan politik dari kelompok ekstrem masuk.

Kebijakan ini menyebabkan terjadinya penembakan, merusak mosaik di atap masjid dan struktur bangunan, pembakaran karpet, serta perusakan fasilitas lainnya. Raja Yordania Abdullah II dan Kawar juga menyebut Israel melanggar traktat perdamaian tahun 1994.

Sebab, Israel menangkap warga Yordania yang bertugas mengatur administrasi dan memelihara al-Aqsa. Kawar meminta DK PBB mengeluarkan pernyataan presiden DK PBB terkait ketegangan di al-Aqsa tersebut.

"Situasi di Yerusalem membutuhkan tindakan DK PBB. Situasinya tak nyaman dan membahayakan. Yordania ingin menghentikan aksi Israel," ujar Kawar. Yordania merupakan  salah satu dari 15 negara yang menjadi anggota DK PBB periode 2014-2015.

Dubes Australia untuk PBB Gary Quinlan yang juga menjadi presiden DK PBB bulan ini mengungkapkan, ia juga menerima surat dari Dubes Israel untuk PBB Ron Prosor. Israel menyebutnya sebagai surat sarkastik untuk DK PBB.

Prosor menuliskan daftar pernyataan bernada menghasut pemimpin Palestina. Termasuk, pernyataan bulan lalu yang dipicu penembakan terhadap aktivis Yahudi sayap kanan yang meminta diizinkannya Yahudi beribadah di kompleks al-Aqsa.

Penembakan oleh warga Palestina pada aktivis itu memicu Israel menutup kompleks al-Aqsa meski tak lama kemudian dibuka kembali. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyatakan penutupan al-Aqsa merupakan deklarasi perang.

Prosor mengatakan, DK PBB gagal mengantisipasi ucapan pemimpin Palestina yang bernada provokasi dan berbahaya. Baik Muslim maupun Yahudi, mengklaim kompleks situs suci ini. Dua pihak yang mengaku saling memiliki tersebut terlibat perseteruan.

Warga Palestina khawatir semakin banyaknya warga Yahudi yang mendatangi kompleks menjadi cara Israel melakukan pengambilalihan. Mereka protes dan bentrok pun tak terhindarkan. n ap/reuters ep: lida puspaningtyas ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement