Jumat 24 Oct 2014 16:15 WIB

Senat Irlandia Akui Palestina

Red:

Dublin – Majelis Tinggi Parlemen atau Senat Irlandia meloloskan mosi yang meminta pemerintah mengakui negara Palestina, Rabu (22/10). Ini merupakan dukungan terbaru bagi Palestina dalam memperjuangkan statusnya sebagai negara secara internasional.

Senat Irlandia mengikuti jejak parlemen Inggris dan Pemerintah Swedia yang mengakui negara Palestina. Pemerintah Irlandia yang belum mengakui Palestina sebagai negara memang tak terikat dengan mosi tetapi upaya senat simbol meluasnya dukungan bagi Palestina.

Mosi berbunyi,’’Meminta pemerintah secara remis mengakui negara Palestina dan melakukan segala hal bagi terwujudnya solusi dua negara.’’Solusi dua negara memungkinkan warga Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai.

Mosi pengakuan terhadap Palestina memperoleh dukungan lintas partai dan tanpa pemungutan suara.

‘’Sangat bagus kami tak harus melakukan pemungutan suara. Bagi kami, ini merupakan pesan menguatnya dukungan terhadap Palestina,’’ kata Senator Averil Power seperti dilansir laman berita Alarabiya. Israel berusaha mengadang Senat.

Menjelang penetapan sikap di Senat, Dubes Israel untuk Irlandia Boaz Modai mengontak seluruh anggota Senat. Ia mendesak mereka untuk memberikan suara menentang lolosnya mosi dukungan terhadap negara Palestina.

‘’Pengakuan terhadap Palestina secara unilateral kontraproduktif,’’ demikian pernyataan Kedubes Israel di Irlandia. Pengakuan, kata mereka hanya memberikan pemakluman kepada Palestina untuk mencapai tujuan tanpa membicarakannya langsung dengan Israel.

Namun Ireland-Palestine Solidarity Campaign tak tinggal diam. Mereka menegaskan, lolosnya mosi merupakan dukungan penting bagi negara Palestina. Mosi bagian dari tekanan diplomatik bagi Israel agar mengakhiri pendudukan di Palestina.

Senator Averil Power, senator dari kelompok oposisi bersikap tegas soal pengakuan Palestina. ‘’Irlandia mesti menyatakan dengan jelas bahwa status negara merupakan hak Palestina,’’ kata Power.

Dengan demikian, kata Power, Israel tak lagi menggunakan isu status itu sebagai posisi tawar dalam perundingan damai. Ia siap membantu meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk mewujudkan proses damai di Timur Tengah.

Power meyakini ini akan melahirkan perdamaian dan keadilan. Tak hanya untuk Palestina tetapi juga Israel. Menurut Power, Menteri Luar Negeri Irlandia Charlie Flanagan berencana membicarakan isu Palestina pada November mendatang.

Gerakan di Senat Irlandia dipicu kolapsnya perundingan damai antara Israel dan Palestina pada April 2014 lalu. Faktor lainnya adalah serangan Israel ke Gaza pada Juli hingga Agustus lalu. Lebih dari 2.000 warga Palestina kehilangan nyawa.

Di Berlin, Jerman, Menlu AS John Kerry menyatakan hubungan Israel-Palestina belum membaik. AS menyadari harus ada tindakan secepatnya untuk mengatasi situasi yang tak menguntungkan tersebut.’’Semua masih status quo.’’

Kerry memaparkan perkembangan terakhir proses perdamaian Palestina-Israel itu dalam konferensi pers bersama Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier. Menurut dia, perlu langkah menemukan cara kembali ke meja perundingan.

Pemerintah AS, ujar Keryy, akan berusaha melakukan serangan usaha agar tercapai perdamaian Palestina-Israel.’’Dengan jelas, kami memahami pentingnya mendorong perdamaian antara kedua belah pihak,’’ ujarnya. n reuters rep: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement