Selasa 21 Oct 2014 16:00 WIB

Jerman Tuding Rusia Soal MH17

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

BERLIN -- Badan intelijen luar negeri Jerman (BND) menuding pemberontak pro-Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airline MH17 di Ukraina. Mingguan Der Spiegel yang melaporkan laporan pada Ahad (19/10) menyatakan, BND merupakan lembaga Eropa pertama yang menyampaikan kesimpulan hal tersebut.

Kecelakaan pesawat di wilayah yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina pada 17 Juli lalu menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat. Peristiwa tersebut membawa kerusakan lebih lanjut terhadap hubungan Barat dan Moskow. Padahal, sebelum tragedi MH17, hubungan Barat dan Moskow juga telah merenggang akibat krisis Ukraina.

Der Spiegel melaporkan, pada awal bulan ini, Presiden BND Gerhard Schindler mengatakan di depan komite parlemen rahasia bahwa pemberontak menggunakan sistem rudal pertahanan Buk Rusia. Mereka menembakkannya dari Ukraina ke pesawat MH17.

“Itu merupakan (hasil kejahatan) separatis pro-Rusia,” tulis Der Spiegel, mengutip Schindler.

Menurut laporan Der Spiegel, BND menyimpulkan bahwa para pemberontak harus disalahkan atas insiden jatuhnya pesawat. Sebab, setelah analisis terperinci dan berdasarkan foto satelit, mereka memang terbukti bersalah. Namun, belum ada pihak BND yang bisa dikonfirmasi terkait laporan Der Spiegel tersebut.

Selama ini, Kiev memang menyalahkan pemberontak atas insiden tersebut. Mereka juga menuduh Moskow telah mempersenjatai pemberontak. Akan tetapi, pemberontak dan Moskow menyangkal tuduhan itu.

Sampai sekarang, pemerintah negara-negara Eropa masih menahan diri untuk secara terbuka mengungkap hasil penyelidikan jatuhnya pesawat MH17 yang menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat. Pemerintah Belanda sebelumnya telah dua kali melakukan penyelidikan, tetapi mereka belum mengatakan siapa yang bertanggung jawab.

Sebuah laporan awal oleh Dewan Keselamatan Belanda bulan lalu mengatakan, pesawat jatuh karena hantaman objek berenergi tinggi. Sayangnya, laporan itu tak membuat kesimpulan mengenai asal objek berenergi tinggi tersebut.

Politisi Rusia Alexei Pushkov meragukan laporan Der Spiegel. Menurut Ketua Komite Hubungan Luar Negeri parlemen rendah Rusia itu, kesimpulan yang dibuat majalah tersebut sangat berpotensi merupakan interpretasi sepihak yang menempatkan Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi MH17.

“Pernyataan intelijen Jerman bahwa pesawat Boeing itu jatuh oleh sistem misil Buk yang dicuri oleh militan mempunyai arti Rusia tidak terlibat dan mungkin saja Buk itu diluncurkan oleh militer Ukraina,” kata Pushkov melalui akun Twitter-nya, Ahad (19/10).

Sesaat setelah pesawat MH17 dilaporkan jatuh tertembak, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan bahwa ada bukti sangat kut yang menunjukkan Moskow berada di balik aksi separatis yang menembak jatuh pesawat.

Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan akan menggunakan kesempatan di ajang KTT negara G-20 untuk mempertanyakan kasus penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17 kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dugaan bahwa penembakan pesawat komersial oleh kelompok bersenjata separatis pro-Rusia dilakukan dengan peluru kendali yang disediakan oleh Kremlin membuat Australia melarang Putin hadir ke pertemuan dunia pemimpin di Brisbane bulan depan.

Sebenarnya Australia tidak memiliki kewenangan melarang pemimpin negara G-20 datang ke Konferensi Tingkat Tinggi yang rencananya digelar di Brisbane Australia November mendatang. Namun, Australia akan memberikan kesempatan Putin untuk menjelaskan perihal insiden tersebut. Abbot akan secara tegas meminta penjelasan kasus MH17 yang menewaskan 28 warga Australia di dalam pesawat tersebut.

“Saya akan menyatakan kepada Putin bahwa terdapat beberapa warga Australia terbunuh dalam pesawat tersebut dan mereka dibunuh oleh pemberontak yang didukung Rusia dengan menggunakan peralatan yang juga disediakan Rusia,” ujar Abbot.n reuters/antara ed: eh ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement