Selasa 21 Oct 2014 15:00 WIB

Kurdi Peroleh Paket Senjata

Red:

WASHINGTON — Pasukan Kurdi di Kobani akhirnya memperoleh bantuan untuk bertahan melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pesawat AS menjatuhkan senjata, amunisi, dan perlengkapan medis di kota yang berbatasan dengan Turki itu, Ahad (19/10).

Kurdi bertahan di Kobani selama beberapa pekan. ISIS dengan mudah menambah personel dan senjata. Kurdi juga berharap bisa berlaku demikian agar mampu meredam ISIS. Namun, mereka kesulitan memperoleh bantuan.

Kurdi mendesak Turki membuka koridor agar bantuan bisa masuk Kobani. Meski Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengizinkan bantuan personel masuk, khususnya warga Suriah, namun operasi itu tak berjalan. Akhirnya, AS memberikan bantuan.

Menurut Pusat Komando AS, mereka mengirimkan pesawat C-130 dengan misi mendistribusikan senjata, amunisi, dan perlengkapan medis bagi Kurdi. Ini merupakan pengakuan publik pertama bahwa AS menyerahkan senjata kepada kelompok bersenjata.

Tiga pesawat kargo C-130 menjatuhkan 27 paket senjata dan perlengkapan medis ke Kurdi di Kobani. Pesawat meninggalkan wilayah udara Suriah dengan selamat dan sebagian besar paket bantuan berhasil mencapai sasaran.

Namun, senjata, amunisi, dan perlengkapan medis tersebut bukan berasal dari AS. Pesawat AS hanya menyalurkan seluruh perlengkapan yang sebelumnya disediakan otoritas Kurdi di Irak. "Kami membantu pasukan Kurdi melanjutkan perlawanan," ujar Pusat Komando AS.

Pejabat AS menyatakan, bantuan yang mereka salurkan berupa senjata ringan. Tak berselang lama, juru bicara pasukan Kurdi di Kobani membenarkan adanya operasi udara itu. Melalui akun Twitter-nya, ia menyatakan senjata dan amunisi dalam jumlah besar tiba di Kobani.

Seorang pejabat AS mengatakan, tak ada gangguan dari pasukan darat musuh saat pesawat memasuki dan keluar wilayah udara Suriah. Ia memandang operasi di Kobani ini mestinya dilihat sebagai operasi kemanusiaan.

Sebab, jika Kobani jatuh ke tangan ISIS maka akan ada pembantaian di kota yang banyak dihuni warga Suriah beretnis Kurdi itu. Ada kemungkinan, pengiriman bantuan serupa akan dilakukan lagi pada hari-hari mendatang.

Presiden AS Barack Obama berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai Kobani pada Sabtu (18/10) malam. Menurut  pejabat AS, Obama memberitahu Erdogan mengenai rencana penyerahan senjata ke Kobani melalui udara pada Ahad (19/10).

Ia tak menggambarkan reaksi Erdogan atas aksi AS itu. Namun, AS sudah mengetahui dengan jelas posisi Turki mengenai bantuan yang diberikan kepada Kurdi. Turki memandang pasukan Kurdi sebagai musuh.

Gedung Putih mengungkapkan, kedua pemimpin berjanji melanjutkan kerja sama dalam menangani ISIS. Obama juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Turki yang bersedia menampung lebih dari sejuta pengungsi Suriah, termasuk ribuan pengungsi dari Kobani.

Pada Ahad Erdogan menegaskan tak akan mengizinkan pasukan Kurdi menerima pengiriman senjata AS. Turki masih mengabaikan desakan agar membantu Kurdi di Kobani karena menganggap Kurdi di Kobani sebagai teroris, seperti Kurdi militan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK).

Oleh sebab itu, Ankara menolak mempersenjatai Kurdi dan melakukan intervensi militer terhadap ISIS. Turki khawatir memberikan bantuan senjata justru melahirkan pasukan tempur Kurdi yang efektif di perbatasan.

Pusat Komando AS menjelaskan, pasukannya telah melakukan lebih dari 135 serangan udara terhadap pasukan ISIS di Kobani. Dibantu pasukan darat, serangan udara AS dan koalisinya berhasil memperlambat laju ISIS ke pusat Kobani.

Serangan udara AS dan sekutunya juga menyebabkan ratusan personel ISIS tewas dan menghancurkan atau merusak peralatan tempur serta titik serangan ISIS. Namun, ISIS tetap menjadi ancaman. Kobani masih bisa jatuh ke tangan ISIS. n ap/reuters rep: dessy suciati saputri ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement