Selasa 21 Oct 2014 14:00 WIB

Ketegangan di Situs Suci

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

Polisi Palestina dan Israel sama-sama waspada. Mata mereka lekat mengawasi kompleks Masjid al-Aqsa. Seiring meningkatnya ketegangan antara Muslim dan Yahudi. Presiden Palestina Mahmud Abbas pun melontarkan pernyataan tegas.

Ia akan mempertahankan al-Aqsa dengan cara apa pun. Salah satunya menempuh langkah hukum di tingkat internasional. Tak lama setelah Subuh, pada Ahad (19/10), 10 Yahudi ortodoks bergabung dengan belasan wisatawan menuju tembok ratapan.

Dengan pengawalan ketat polisi, kelompok ini dikawal mengelilingi kompleks. Mereka kemudian melintas di depan Masjid al-Aqsa. Pekan lalu, di lokasi terjadi bentrok antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina.

Ketika melintas, sekumpulan Muslimah berseru, ’’Allahu Akbar’’. Polisi Palestina meminta Yahudi ortodoks terus berjalan. Samy Hashlamon, seorang laki-laki Palestina, menyatakan, keberadaan Yahudi ortodoks merupakan provokasi.

‘’Mereka mencoba membuat kami bingung dan ragu. Namun, seluruh kompleks ini milik Muslim,’’ kata Hashlamon. Dalam kurun beberapa pekan terakhir, bentrok kerap terjadi. Sebab, Yahudi semakin banyak yang datang ke kompleks itu terutama saat hari libur.

Moshe Feiglin, anggota parlemen Partai Likud, mendorong pemeluk Yahudi berkunjung. Ia ingin Israel kembali menguasai seluruh kompleks situs suci seperti pada 1967. Kala itu, Israel memegang kendali kota tua di Yerusalem. Namun, sekarang itu tak berlaku lagi.

Pada 1990, pasukan Israel mengadang Muslim mengakses kompleks al-Aqsa. Insiden ini menyebabkan bentrokan. Sebanyak 20 warga Palestina meninggal dunia dan 100 warga lainnya terluka. Pada 2000, politikus Israel memprovokasi.

Pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon berkunjung ke al-Aqsa. Palestina melihatnya sebagai provokasi yang luar biasa dan muncullah perlawanan atau intifada dari Palestina selama lima tahun. Semakin intensnya Yahudi ke kompleks al-Aqsa membuat Muslim Palestina marah.

Mereka memandang, kian membeludaknya Yahudi mengunjungi situs suci umat Islam, merupakan salah satu strategi menguasai kompleks al-Aqsa. Di sisi lain, Yahudi menyatakan kompleks tersebut bagian dari situs suci mereka.

Kompleks terdiri atas Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu, yang menjadi titik bagi  Nabi Muhammad dalam melakukan perjalanan menuju langit. Sebuah peristiwa yang dikenal dengan Isra Mikraj oleh umat Islam.

Yordania secara administratif bertanggung jawab atas kompleks Masjid al-Aqsa. Polisi Palestina dan Israel yang bertugas menjaga keamanan. Presiden Palestina Mahmud Abbas memandang seharusnya tak ada lagi provokasi dan terjadi kekerasan di al-Aqsa.

‘’Yahudi harus dilarang masuk ke kompleks al-Aqsa. Ini merupakan al-Aqsa kita dan mereka tak berhak memasuki al-Aqsa,’’ kata Abbas menegaskan. n reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement