Senin 29 Sep 2014 12:00 WIB

31 Pendaki Diyakini Tewas

Red:

TOKYO -- Setidaknya, 31 pendaki ditemukan tanpa tanda kehidupan di dekat puncak Gunung Ontake, Jepang, yang meletus tiba-tiba, Sabtu (27/9). Menurut laporan yang dikutip BBC, Ahad (28/9), para pendaki diketahui tak bernapas dan jantung mereka berhenti berdetak.

Meski demikian, belum ada konfirmasi resmi mengenai kematian para korban dari medis. Polisi juga belum mau membenarkan mengenai kematian itu. Menurut petugas, para pendaki tersebut ditemukan dalam keadaan "kardiopulmonari" atau jantung mereka berhenti sehingga perlu diberikan pertolongan pertama. 

"Kami mengonfirmasi, lebih dari 30 individu dalam keadaan gagal jantung ditemukan di dekat puncak," ujar juru bicara polisi Nagano kepada AFP.

Seorang pejabat mengatakan, proses penyelamatan pada Ahad dihentikan sementara karena tingkat gas beracun yang masuk dalam level bahaya. Selain itu, waktu sudah menjelang malam.

Gunung yang berjarak sekitar 200 km di sebelah barat Tokyo meletus tiba-tiba pada akhir pekan lalu. Gunung memuntahkan batu pijar dan debu vulkanik.

Sekitar 250 orang, termasuk anak-anak, terjebak dalam lereng gunung yang selama ini menjadi titik favorit para pendaki untuk melihat keindahaan alam. Mayoritas para pendaki berhasil turun dan menyelematkan diri.

Namun, sekitar 40 orang terpaksa menginap di ketinggian 3.067 kaki. Beberapa di antaranya membungkus dengan selimut dan berjubal di basemant rumah penginapan. "Atap di rumah perhentian di puncak hancur orang batu-batu dari letusan gunung sehingga kita harus berlindung di bawah bangunan," ujar salah satu korban kepada televisi nasional NHK. 

Sebelumnya, Badan Penanganan Bencana dan Kebakaran mengaku sedang mencoba mengonfirmasi 45 orang yang terjebak. Tapi, tidak dijelaskan apakah 45 orang dimaksud sudah termasuk 31 orang yang ditemukan dalam keadaan gagal jantung.

Lebih dari 40 orang dikabarkan terluka dan beberapa di antaranya mengalami patah tulang akibat letusan tersebut. Jepang merupakan salah satu negara seisimik paling aktif. Tapi, korban jiwa akibat letusan gunung terakhir kali terjadi pada 1991. Ketika itu, 43 orang ditemukan tewas di Gunung Unzen, sebelah barat daya Tokyo.

Letusan yang terjadi pada akhir pekan lalu terbilang mendadak. Tak ada peringatan dari otoritas terkait. Padahal, sebelumnya badan pengawas gunung berapi Jepang selalu sigap memantau dan melarang pendaki untuk naik jika memang kondisinya membahayakan. 

Seorang wanita yang menjalankan tempat penginapan di dekat puncak mengatakan, erupsi itu datang seperti petir dengan suara gelegar cukup keras. Abu vulkanik beracun menutupi lereng-lereng gunung hingga lebih dari 20 sentimeter.

"Abu vulkanik menumpuk dengan cepat, bahkan kita tidak bisa membuka pintu," ujar Shuichi Mukai yang bekerja di tempat penginapan di bawah puncak. "Kami benar-benar terjebak di sini. Mungkin, ada sekitar 150 orang. Terdapat anak-anak yang menangis. Tapi, mayoritas semua bersikap tenang sampai petugas memberi tanda aman untuk keluar."

Gunung Ontake setingi 3,067 m ini terletak di antara Nagano dan Prefektur Gifu. Gunung ini kerap dikunjungi turis pada musim gugur. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengerahkan pasukan militer untuk membantu pendaki yang terjebak.

 n reuters rep: dessy suciati saputri ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement