Rabu 17 Sep 2014 17:30 WIB

PBB Pindahkan Pasukan di Golan

Red:

NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menarik pasukan perdamaian dari sejumlah posisi di Dataran Tinggi Golan. Kian sengitnya pertempuran antara tentara Suriah dengan oposisi menjadi alasan PBB mengambil keputusan itu.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan, dalam beberapa hari terakhir situasi Golan memburuk. Laju pasukan oposisi juga tak lagi terhalang. "Keadaan ini merupakan ancaman langsung bagi keselamatan pasukan perdamaian,’’ katanya, Senin (15/9).

Selama ini, pasukan perdamaian dengan sebutan United Nations Disengagement Observer Force (UNDOF) berada di perbatasan Suriah di Golan dan Kamp Faouar. Seluruh pasukan di sana telah dipindahkan ke perbatasan yang dikuasai Israel. Mereka menempati Kamp Ziouani.

Menurut Dujarric, UNDOF tetap memanfaatkan seluruh aset agar tetap menjalankan tugasnya. Mereka benar-benar berada di lingkungan yang sangat menantang. Mandat pasukan ini tak lama lagi akan berakhir. Dewan Keamanan diminta secepatnya mengevaluasi situasi Golan.

Pemindahan pasukan perdamaian oleh PBB menyusul penculikan 45 tentara Fiji oleh oposisi Suriah, Front al-Nusra. Selama dua pekan, sayap militer Alqaidah di Suriah itu menyandera tentara Fiji. Penyanderaan berlangsung sejak 28 Agustus di wilayah Quneitra.

Pekan lalu, akhirnya para tentara Fiji bebas. Sekitar 70 tentara Filipina pun sempat menjadi sandera, kemudian bebas. Bagi Filipina, penyanderaan itu merupakan insiden ketiga yang mereka hadapi selama bergabung dengan pasukan perdamaian.

Sebelumnya, PBB menarik pasukan dari daerah rawan di Golan. Kepala Pasukan Perdamaian Herve Ladsous memutuskan memperkuat misi. Ia memerintahkan pengiriman kendaraan lapis baja dan perangkat keras militer lainnya.

Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq menyatakan, tak semua pos di Golan yang ada di perbatasan Suriah dikosongkan. "Namun, situasi sangat gawat di sepanjang perbatasan Suriah di Golan. Kami harus meninggalkan banyak pos,’’ katanya.

Dubes AS untuk PBB Samantha Power meminta semua pihak di Suriah menghormati misi PBB. Ia mengecam pengambilalihan fasilitas pasukan perdamaian. "Kami mengerti, pemindahan bersifat sementara dan pos yang kosong harus segera diisi kembali,’’ ujarnya.

Sebanyak 1.200 tentara PBB menjaga berpatroli di zona penyangga antara Suriah dan Israel sejak 1974. Tepatnya, setahun setelah berakhirnya perang Arab-Israel. Hampir empat dekade, pasukan PBB membantu mewujudkan situasi Golan stabil.

Namun, perang di Suriah sejak Maret 2013 mengubah segalanya. Keamanan pasukan perdamaian terancam. Beberapa negara yang sebelumnya bergabung akhirnya memulangkan pasukannya. n c91/ap ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement