Ahad 14 Sep 2014 13:00 WIB

Koalisi Internasional Bersiap Perangi ISIS

Red: operator

Belum terungkap daftar negara yang akan ikut koalisi berikut bentuk partisipasinya.

PARIS -Menjadi tuan rumah konferensi internasional untuk perdamaian dan keamanan di Irak, Prancis mengharapkan sekitar 10 sampai 15 negara ikut ambil bagian dalam acara yang dijadwalkan berlangsung Senin (15/9) besok di Paris.

Akan tetapi, belum ada daftar peserta yang dipublikasikan. Kabarnya, sejumlah negara Teluk akan menghadiri.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Prancis Romain Nadal menjelaskan, konferensi akan berada di tingkat menteri dan akan dibuka oleh Presiden Prancis Francois Hollande serta Presiden Irak Fuad Massoum.

Kedua presiden sudah bertemu di Baghdad, Irak, Jumat (12/9), untuk membahas persiapan akhir konferensi yang bertujuan untuk mendapatkan respons yang koheren dan kuat atas kelompok garis keras Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang telah menguasai bagian Suriah dan Irak dan secara brutal menindas semua oposisi dan juga penduduk minoritas.

"Saya datang ke Baghdad untuk menyatakan kesediaan Prancis dalam memberikan bantuan, termasuk bantuan militer ke Irak," kata Hollande, seperti dikutip BBC.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pihaknya tak mengesampingkan aksi militer di Suriah.

Sementara, Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan, negaranya tak akan ambil bagian dalam serangan udara di Suriah.

Sejumlah sumber mengatakan konferensi tersebut akan tidak semata-mata berusaha untuk menentukan respons militer untuk ISIS, tetapi juga respons politik dan kemanusiaan. Diperlukan dana yang tak sedikit untuk membiayai keperluan tersebut. Kesuksesan usaha itu juga membutuhkan dukungan reformasi yang sedang berlangsung di Irak.

Dalam beberapa bulan terakhir, ISIS telah berkembang dari Suriah Timur dan telah menguasai lebih banyak kota. Mereka juga menguasai pangkalan militer dan persenjataan di Irak.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry tiba di Mesir pada Sabtu (13/9)lalu untuk bertemu dengan Ketua Liga Arab Nabil al-Arabi guna membentuk koalisi yang luas dalam menghadapi ISIS.Sebelumnya, ia telah meminta dukungan dari 10 negara Arab seperti Mesir, Irak, Yordania, Lebanon, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.Mereka diminta menandatangani kesepakatan koalisi untuk memerangi ISIS.

Iran tak pantas bergabung

Berbicara di Turki pada Jumat (12/9) lalu, Kerry berpendapat Iran tak pantas ber gabung dengan grup koalisi. Kebera tannya itu didasari oleh tuduhan atas keterlibatan Iran di Suriah maupun tempat lainnya. AS menuduh Iran sebagai negara sponsor teror dan mendukung rezim brutal Suriah. "Un tuk sejumlah alasan, tak pantas ada pejabat Iran yang bergabung dengan konferensi Irak di Paris," ujar Kerry, seperti dilansir Reuters.

Terhadap perannya memerangi ISIS, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu menya takan sikap negaranya. Turki tak me ng izinkan penggunaan pangkalan udaranya untuk meluncurkan serangan terhadap ISIS.

BBCmemberitakan, salah satu alasan Turki adalah mereka mengkhawatirkan nasib 50 sandera Turki yang ditangkap militan.

Dihadapkan dengan kepentingan dan tujuan antara negara-negara yang sering bertengkar di kawasan itu, Kerry menga takan masih terlalu dini mengatakan secara terbuka bentuk partisipasi tiap negara untuk memerangi ISIS. Banyak pilihan yang dapat ditempuh, seperti memotong aliran dana untuk militan, mendorong oposisi lokal, hingga memberikan bantuan kemanusiaan. rep:gita amanda ed:reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement