Selasa 02 Sep 2014 16:30 WIB

Israel Caplok Lahan di Tepi Barat

Red:

YERUSALEM — Israel mengambil alih sebuah lahan di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina. Lahan seluas 400 hektare itu berada di blok permukiman Etzion, dekat Betlehem. Pengambialihan ini merupakan yang terbesar dalam 30 tahun terakhir.

Israel menetapkan lahan itu sebagai milik negara. Radio Israel mengungkapkan, pengambalilahan merupakan respons atas penculikan serta pembunuhan tiga remaja oleh Hamas di wilayah itu pada Juni 2014 lalu.

Ketegangan yang dipicu insiden tersebut dengan cepat menyebar ke perbatasan Israel dan Gaza. Hingga kemudian kedua belah pihak terlibat dalam perang tujuh pekan.

Pertempuran baru berakhir pada Selasa (19/8) pekan lalu melalui mediasi Mesir.

Pernyataan militer Israel yang dipublikasikan pada Ahad (31/8) mengenai tanah itu tak menyebutkan alasan pengambilalihan. Dengan mengklaim lahan di Etzion, Israel tak memiliki hambatan lagi melanjutkan pembangunan permukiman bernama Gevaot.

Proyek Gevaot dimulai pada 2000. Tahun lalu, Israel mengundang investor untuk membangun 1.000 unit rumah di sana. Peace Now, lembaga kemanusiaan yang menolak permukiman Israel, menyatakan klaim oleh Israel membuat lahan itu menjadi permukiman permanen.

Menurut mereka, perampasan tanah seluas 400 hektare tersebut merupakan yang terbesar sejak 1980-an. Warga Palestina diberi waktu 45 hari untuk mengajukan banding. Petinggi Peace Now, Hagit Ofran, memperkirakan perampasan tanah akan terus berlangsung.

"Kami takut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kelak melakukan banyak ekspansi," ujar Ofran. Netanyahu, menurutnya, sekarang memperoleh banyak tekanan dari kelompok kanan dan merasa perang di Gaza merupakan kegagalan bagi Israel.

Pejabat lokal menyatakan, warga Palestina merupakan pemilik sah dan selama ini pohon-pohon zaitun mereka tumbuh di lahan tersebut. Sampai saat ini, Israel menuai kecaman internasional terkait permukiman. Mereka menganggap aktivitas Israel itu ilegal.

Pemerintah AS juga meminta sekutu dekatnya, Israel, membatalkan keputusan mengambil alih lahan di Etzion. "Langkah Israel bertentangan dengan upaya mencapai solusi dua negara antara Israel dan Palestina," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS.

Juru Bicara Pemerintah Palestina di Tepi Barat, Nabil Abu Rdainah, mendesak Israel membatalkan klaim atas lahan itu. "Klaim Israel hanya akan memanaskan situasi pascaperang di Gaza,’’ ujarnya. Menurut Rdainah, sikap AS jelas, menentang pembangunan permukiman oleh Israel.

Sikap pemerintahan Presiden Barack Obama itu telah ditegaskan sejak awal. Dan, ini merupakan perbedaan terbaru antara Washington dan Tel Aviv. Sebelumnya, keduanya juga bersilang pendapat mengenai penanganan program nuklir Iran.

Setelah perundingan damai Israel-Palestina yang dimediasi AS mandek, sejumlah pejabat AS menyatakan permukiman merupakan masalah utama terhentinya perundingan itu. Kini, 500 ribu warga Israel hidup di tengah 2,4 juta warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Mereka menempati 200 permukiman yang tersebar di kedua wilayah tersebut. Kepala negosiator Palestina Saeb Erakat meminta komunitas intenasional bertindak. Tujuannya agar Israel menghentikan pendirian permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

"Israel melakukan berbagai kejahatan terhadap rakyat Palestina dan tanah Palestina mereka duduki," kata Erakat.  rep:gita amanada/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement