Selasa 26 Aug 2014 13:30 WIB

Kongo Umumkan Epidemi Ebola

Red:

KINSHASA -- Republik Demokratik Kongo mengumumkan wabah ebola di Provinsi Equateur. Menteri Kesehatan Felix Kabange Numbi mengatakan, dua dari delapan sampel yang diperiksa menunjukkan hasil positif ebola.

"Saya mengumumkan epidemi ebola di kawasan Djera di wilayah Boende di Provinsi Equateur," ujar Numbi dalam konferensi pers, Ahad (24/8). Kawasan tersebut terletak sekitar 1.200 kilometer di utara dari ibu kota negara, Kinshasa.

Numbi mengatakan, satu dari dua kasus positif merupakan jenis ebola dari Sudan. Sedangkan, kasus lainnya merupakan gabungan antara jenis Sudan dan Zaire atau jenis yang paling mematikan. Epidemi ini berbeda dengan di Afrika Barat.

Pemerintah Kongo meyakini ebola telah menewaskan 13 orang, termasuk lima pekerja kesehatan di kawasan tersebut. Numbi mengatakan, 11 orang sakit dan telah dikarantina. Otoritas terkait sedang melacak 80 orang yang melakukan kontak dengan penderita.

Dia mengatakan, zona karantina akan ditetapkan dalam radius 100 kilometer di Boende, lokasi terjadinya kasus ebola. Sebelumnya, sebuah penyakit misterius telah menewaskan puluhan orang di Equateur dalam beberapa pekan terakhir.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis pekan lalu, mengatakan, itu bukanlah ebola. Juru Bicara WHO Gregory Hartl melalui surat elektronik mengatakan, informasi itu akibat miskomunikasi di lapangan.

Epidemi ebola di Afrika Barat yang telah menewaskan sedikitnya 1.427 orang sejak Maret merupakan ebola jenis Zaire. Virus itu menyebabkan pendarahan di perut dan mengakibatkan penderita muntah dan diare. Hartl belum bisa mengonfirmasi hasil tes yang diumumkan Kongo.

Namun, dalam akun Twitter-nya, Halt mengatakan, sampel yang diperiksa di laboratorium nasional positif ebola. Kongo telah mengalami tujuh kali epidemi ebola. Virus ebola pertama kali teridentifikasi di Kongo pada 1976 di dekat Sungai Ebola.

Data dari WHO menunjukkan, infeksi ebola menyerang 2.615 orang dengan 1.427 kematian di Afrika Barat. Sierra Leone menjadi negara terparah yang terkena epidemi ebola dengan sedikitnya 910 kasus dan 392 kematian.

Secara terpisah, Jepang menawarkan obat ebola yang masih dalam proses pengujian. Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, negaranya siap bekerja sama dengan WHO mengatasi penyebaran ebola.

"Kami siap berkontribusi,’’ katanya, Senin (25/8).  rep:ani nursalikah/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement