Sabtu 09 Aug 2014 16:00 WIB

WHO Nyatakan Darurat Ebola

Red: operator

LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, penyebaran virus ebola sudah masuk dalam status keadaan darurat kesehatan internasional, Jumat (8/8). Diperlukan respons luar biasa untuk menghentikan penyebarannya.

Wabah ebola yang tengah berkembang di Afrika Barat saat ini disebut sebagai yang terburuk ter jadi sepanjang sejarah. Sebelumnya, status keadaan darurat internasional pernah ditetapkan WHO saat pandemi flu babi pada 2009 dan polio pada Mei.

WHO menyatakan, solidaritas internasional dibutuhkan meski tidak seluruh negara di dunia terjangkit virus mematikan tersebut.

"Negara-negara yang saat ini terkena dampak ebola tidak memiliki kapasitas menanggulangi penyebaran virus ebola yang terus meningkat. Masyarakat internasional harus mendukung penanggulangan virus secepat mungkin," ujar Margaret Chan, direktur jenderal WHO, Jumat (8/8).

Pada akhir pekan ini, WHO akan mengirim komitenya untuk mendatangi secara langsung wilayah-wilayah yang terjangkit virus ebola.

Komite WHO nantinya akan melakukan penilaian terhadap tingkat keparahan epidemi ebola yang tengah terjadi.Virus ebola yang ditemukan pertama kali pada 1976 kembali mencuat di Guinea pada Maret. Sejak saat itu, virus terus berkembang ke negara-negara tetangga Guinea, yaitu Sierra Leone dan Liberia.

Nigeria menjadi negara terbaru yang terjangkit ebola di Afrika Barat. Lebih dari 930 orang dinyatakan tewas.Pengumuman status darurat ebola oleh WHO be lum menunjukkan dampak yang jelas terkait upaya menekan penyebaran virus. Hal ini dikhawatirkan seperti polio yang tetap meluas di Pakistan dan Kamerun.

"Saya tidak tahu apa keuntungan dari status darurat internasional ebola yang diumumkan oleh WHO saat ini. Saya harap bantuan internasional dapat segera datang dengan pengumuman ini, namun tetap belum dapat dipastikan," ujar David Heymann, seorang profesor dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, Jumat (8/8).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat (AS) telah mengimbau seluruh warga di negara tersebut agar tidak bepergian ke Afrika Barat untuk sementara waktu.

Menurut CDC, virus ebola yang berkembang saat ini jauh lebih berbahaya dari pertama kali berkembang di Guinea.

Menteri Luar Negeri Liberia Augustine Kpehe Ngafuan mengatakan, seluruh sistem kesehatan di negara tersebut ditutup, Kamis (7/8). Rumah-rumah sakit berhenti beroperasi dan para tenaga medis melarikan diri akibat penyebaran virus ebola yang terus meningkat.

Secara terpisah, Miguel Pajares, misionaris Spanyol yang menjadi sukarelawan di Liberia, terinfeksi virus ebola. Dia sedang dirawat di rumah sakit di Madrid dan menjadi orang pertama yang diobati di Eropa. reuters/c66, ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement