Jumat 01 Aug 2014 15:30 WIB

Rusia Melawan Sanksi Barat

Red:

MOSKOW — Rusia tak menerima sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Moskow menyebut sanksi tersebut destruktif dan Barat tak melihat persoalan secara jelas.  Rusia mengancam akan menaikkan harga pasokan energi ke Eropa serta memutuskan kerja sama internasional dengan AS.

Selama ini, Eropa sangat bergantung pada pasokan gas alam dari Rusia. Tahun lalu, Eropa mengimpor sekitar 162 miliar kubik meter atas senilai 53 miliar dolar AS dari perusahaan gas Rusia, Gazprom. Jumlah itu setara dengan sepertiga kebutuhan Eropa. Sejumlah analis menilai Eropa belum memiliki rencana cadangan seandainya Rusia menghentikan pasokan gasnya.

Seperti dikutip Reuters, Rabu (30/7), Rusia juga mengumumkan larangan masuk buah dan sayuran dari Polandia yang bersekutu dengan Uni Eropa. Negeri Beruang Merah itu mengatakan, larangan produk sayur dan buah dapat diperluas hingga seluruh Uni Eropa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Jerry Lampen/POOL ANP

APTOPIX Belanda Obama G7 Summit Nuklir

Pada Selasa (29/7), Barat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi ini lebih berat dari sebelumnya karena tak hanya menyasar pada individu, tetapi juga sektor pertahanan, perbankan, dan energi. AS dan Uni Eropa membatasi penjualan senjata dan peralatan untuk industri minyak Rusia. Bank negara milik Rusia juga dilarang mencari pendanaan di pusat pasar keuangan Barat.

Sanksi dijatuhkan lantaran Rusia dinilai tak mengubah kebijakannya dalam mendukung pemberontak di timur Ukraina. AS menuding Rusia secara tak langsung bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Separatis menggunakan sistem rudal antipesawat milik Rusia ketika menembak pesawat MH17. Rusia membantah segala tudingan Barat tersebut.

Pemimpin negara-negara maju G-7—AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris—dalam pernyataan bersama, Rabu (30/7), mengancam akan menambah sanksi baru terhadap Rusia jika Moskow tak mengubah kebijakannya menyangkut Ukraina. "Rusia masih memiliki kesempatan untuk memilih jalan untuk menurunkan ketegangan," ujar G-7 dalam pernyataannya.

Komisi Eropa juga mengumumkan enam warga Rusia, termasuk orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, serta tiga perusahaan yang dibekukan asetnya. Mereka yang masuk dalam daftar sanksi, yakni Arkady Rotenberg, rekan judo Putin. Kemudian, Yury Kovalchuk dan Nikolai Shamalov, pemegang saham Bank Rossiya.

Sementara, tiga perusahaan dimaksud, yakni National Commercial Bank, pabrikan senjata antipesawat Almaz-Antey, serta maskapai Dobrolyot. Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel mengatakan, sanksi itu akan melukai ekonomi Eropa. Namun, dampak lebih besar akan dirasakan Rusia. Di darat, pertempuran hebat pecah antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah di dekat lokasi jatuhnya pesawat MH17. Kiev menuduh pemberontak pro-Rusia menanam ranjau darat di sekitar lokasi jatuhnya pesawat untuk mencegah proses investigasi.

Juru bicara militer Ukraina Andriy Lyesenko mengatakan, anggota separatis membangun area pertempuran di dekat jatuhnnya pesawat MH17. "Mereka membawa banyak artileri militer. Ini membuat tim internasional sangat tidak mungkin menjalankan tugasnya," ujar Lyesenko.  reuters/AP ed:teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement