Kamis 17 Jul 2014 13:00 WIB

Topan Rammasun Hantam Filipina

Red:

MANILA -- Topan Rammasun menghantam Filipina dan membuat ibu kota Manila lumpuh.  Topan menewaskan sedikitnya 10 orang serta mengakibatkan lebih dari 370 ribu warga mengungsi. 

Pasar keuangan, kantor-kantor pemerintah, dan sekolah terpaksa tutup. Topan yang juga dikenal dengan Glenda bergerak ke selatan Manila, Rabu (16/7), setelah memotong jalur dari sepanjang Pulau Luzon.

Topan menumbangkan pepohonan dan tiang listrik.  Reuters melaporkan, jalan utama di Luzon tertutup oleh puing-puing, dahan pohon yang tumbang, tiang listrik, serta atap seng rumah milik warga desa. Papan reklame turut ambruk menutupi jalan.

Badai juga mendekat ke Manila Bay dan mengharuskan petugas mengevakuasi warga permukiman kumuh di pinggiran kota. Topan Rammasun merupakan badai terkuat yang menghantam negara itu pada tahun ini.

Ketua Palang Merah Nasional Filipina Richard Gordon mengatakan, ada sedikit kerusakan di ibu kota tetapi petugas mencoba menyelamatkan orang-orang yang terperangkap puing-puing di Batangas City. Di sana dua orang tersengat listrik.

"Kami belum menerima laporan adanya banjir besar di Metro Manila karena topan tidak membawa hujan, tapi angin yang kuat," katanya dilansir dari Radio Australia, Rabu (16/7).

Empat provinsi di Pulau Luzon telah menyatakan bencana seperti Quezon dan Albay. Di Lucena City, Provinsi Quezon, selatan Manila, seorang perempuan hamil tewas ketika dinding rumahnya ambruk.

Badai juga menyebabkan tanah longsor, Selasa malam di Pulau Rapu-Rapu, Provinsi Albay. Sementara  seorang wanita 25 tahun tewas karena tertimpa  tiang listrik saat Rammasun melanda pantai timur, Selasa.

Lebih dari 60 penerbangan internasional dan domestik dibatalkan selama dua hari terakhir. Perdagangan di Bursa Efek Filipina dan Filipina Dealing System yang digunakan untuk perdagangan valuta asing, dihentikan.

Topan Rammasun merupakan badai yang datang ke Manila dalam empat tahun terakhir. Badan penanganan darurat mengatakan, jumlah warga yang dievakuasi mencapai lebih dari 370 ribu, mayoritas berada di provinsi sebelah timur, Albay. Mereka diungsikan ke gedung sekolah, gymnasium, dan balai kota.

Provinsi Leyte yang hancur oleh topan super Haiyan pada November tahun lalu juga turut terkena imbasnya.  Korban topan Haiyan yang tinggal di tenda telah dievakuasi ke tempat yang aman. Rhea Catada dari lembaga sosial Oxfam di Tacloban mengatakan, ribuan warga yang tinggal di tenda-tenda dan desa-desa pesisir telah dievakuasi ke tempat lebih tinggi. "Mereka takut karena pengalaman terkena topan Haiyan tahun lalu masih segar dalam ingatan mereka. Warga secara sukarela mengungsi dan meninggalkan barang-barang mereka," kata dia.

Badan yang memonitor badai Tropical Storm Risk menggolongkan Rammasun badai kategori dua dalam skala satu sampai lima. Rammasun kini menuju ke barat ke Laut Cina Selatan. Kekuatan topan itu masih lebih kecil dibandingkan topan super Haiyan yang tergolong kategori lima.

Sedikitnya 40 provinsi dan kota telah mendapatkan peringatan badai. Gwendolyn Pang dari Palang Merah Filipina mengatakan, padamnya listrik setelah badai menerjang menyulitkan proses evakuasi. "Kami diberi tahu di sejumlah wilayah sekitar 25 persen rumah di daerah pantai rusak. Sekarang ini sangat sulit mendatangi kawasan tersebut karena puing-puing yang menutup jalan," ujarnya.

Gubernur Albay Joey Salceda terus menyerukan agar warga berhati-hati. Dia memperingatkan warganya tidak menyeberangi sungai dan berlayar ke laut. Presiden Benigno Aquino mengatakan, tentara bersenjata telah disiagakan. "Saya menegaskan kembali, tujuannya adalah meminimalkan kerusakan dan kerugian warga," ujarnya.

rep:anu nursalikah/dessy suciati saputri/ reuters ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement